Dinas Kesehatan Denpasar Adakan Sosialisasi dan Kesiapsiagaan Terhadap Virus Corona dan ASF

Walikota Denpasar berpesan agar setiap perangkat desa bisa memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat agar tidak terjadi ketakutan yang berlebihan

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Kegiatan Seminar Sosialisasi dan Kesiapsiagaan Terhadap Virus Corona dan ASF yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Senin (17/2/2020). 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kesehatan Kota Denpasar adakan sosialisasi dan kesiapsiagaan terhadap virus corona dan ASF (African Swine Fever) di Ruang Pertemuan Sewaka Mahottama GSD Lumintang, Denpasar, Bali, Senin (17/2/2020). 

Acara ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara. 

Sosialisasi ini dihadiri oleh beberapa perangkat desa seperti, Camat, Kadis/Lurah, dan Tim Penggerak PKK. 

Sebelumnya beredar pemberitaan ratusan babi mati dalam waktu yang bersamaan di Bali.

Lewat Jalur Penelokan, Lima Truk Pengankut Pasir Ditilang, Ini Alasannya

Naya Rilis Lagu Religi Rahina Galungan Kuningan, Wujud Syukur Kepada Tuhan

Rayakan HUT Ke 40 Tahun, LPTB Susan Budihardjo Angkat Tema Utama Time

Diduga kematian babi tersebut dikarenakan suspact virus ASF (African Swine Fever). 

Berita ini jelas membuat masyarakat khususnya di Bali gempar.

Apalagi akan menjelang perayaan galungan dan kuningan.

Yang notabene hari tersebut identik dengan memotong babi. 

Sementara, ASF (African Swine Fever) sendiri penanganannya dengan cara sanitasi (kebersihan kandang) yang rutin disemprotkan disinfektan setelah mencuci atau membersihkan kadangnya. 

Sedangkan mengenai virus Corona, Rai Iswara mengatakan, dampak virus ini tidak hanya di kesehatan namun ini juga merembet ke permaslahan ekonomi dan politik. 

WHO sendiri sudah mengeluarkan alternatif-alternatif atau SOP untuk menangani virus tersebut. 

Walaupun kejadiannya di china, tetapi dampaknya sangat luar biasa di denpasar.

Hal ini membuat masyarakat menjadi resah dan was-was. 

Dalam seminar ini, Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan, dr. AAN. Ngr. Gd. Dharmayuda, M.Kes, memberikan istilah gerakan mencuci tangan dengan benar.

Yaitu gerakan tepungselacipuput (Telapak tangan, punggung tangan kanan kiri, sela-sela jari, kunci tangan kanan dan kiri,  putar-putar ibu jari).

Sementara Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, berpesan agar setiap perangkat desa bisa memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat agar tidak terjadi ketakutan yang berlebihan.

Namun tetap waspada. 

Lalu peran perangkat desa diharapkan untuk selalu menurunkan rasa ketakutan masyarakat.

Untuk tenaga medis diharapkan SOP nya agar di sosialisasikan kepada seluruh masyarakat. 

Sehingga jika begitu ada gejala, walaupun bukan gejala corona para perangkat desa diharapkan mampu menenangkan masyarakat. 

Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan informasi atau pemahaman yang jelas seperti apa penyakit Corona dan ASF ini.

Selain itu sosialisasi ini juga bertujuan agar kita selalu waspada, walaupun di Denpasar sendiri belum ditemukan kasus positif corona dan ASF. 

“Virus sebenarnya bukan hanya corona. Pada intinya dimulai dari kebersihan diri terlebih dahulu seperti mencuci tangan dengan sabun,” ujar, Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini. 

Dinkes kota denpasar sudah melakukan edukasi ke masyarakat bagaimana menjaga kebersihan agar virus tersebut tidak berkembang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved