Warga Denpasar Mengeluh Sulit Mandi Setelah Air PDAM Tak Mengalir Seminggu
“Inguh bene sing ade yeh (Bingung jadinya tak ada air!)” gerutu Wayan Murni, warga di Jalan Buana Taman, Padang Sambian, Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Warga Denpasar Mengeluh Sulit Mandi Setelah Air PDAM Tak Mengalir Seminggu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - “Inguh bene sing ade yeh (Bingung jadinya tak ada air!” gerutu Wayan Murni, warga di Jalan Buana Taman, Padang Sambian, Denpasar Barat, Minggu (23/2) siang.
Sudah tiga hari air PDAM tak mengalir ke rumah Wayan Murni, sehingga tak bisa mencuci piring, masak, hingga harus jarang mandi.
Air PDAM di wilayah Denpasar Barat dan sebagai Denpasar Utara mati sejak Jumat (21/2).
Menurut keterangan PDAM Kota Denpasar, hal ini disebabkan karet di Bendungan Tukad Penet yang berada di Mengwi, Badung, kembali jebol.
Sebagian pasokan air baku dibeli oleh PDAM Kota Denpasar dari Tukad Penet ini.
Seorang warga Banjar Batur, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, Putu Sanjaya, mengeluhkan matinya air PDAM ini.
Ia sampai kesulitan untuk mandi karena stok air di rumahnya sudah habis.
Bahkan karena matinya air ini, kegiatan di rumah tangganya pun ikut terganggu.
"Padahal, saya tidak pernah telat bayar air. Tapi airnya mati, sampai sulit nyari air untuk keperluan rumah tangga," katanya, kemarin.
Ia meminta PDAM Kota Denpasar mengambil langkah cepat agar air bisa mengalir normal. "Ya kami minta diupayakan biar kami bisa beraktivitas, karena tanpa air kami juga tidak bisa memasak bahkan mandi saja sulit," katanya.
Dikonfirmasi Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma, Putu Yasa, mengatakan beberapa wilayah yang mengalami gangguan akibat jebolnya karet ini yakni Jalan Gunung Sanggiang, Jalan Gunung Guntur, Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Jalan Gunung Agung, Jalan Merpati, Jalan Gunung Gede, Jalan Gunung Talang, Jalan Gunung Asem, Jalan Subur, Jalan Padang Kartika, Jalan Gunung Athena, Jalan Gunung Lebah, Jalan Gunung Salak, Jalan Gunung Lumut, Jalan Gunung Soputan, Jalan Perum Kertapura, Jalan Pura Demak, Jalan Buana Raya, dan Wilayah Perumnas Monang-Maning.
Jebolnya karet bendungan ini menurut Putu Yasa mulai ditangani kemarin oleh Badan Balai Sungai (BWS) Bali-Penida selaku pengelola bendungan.
"Hari ini (kemarin, red) dalam tahap penyelesaian beton dan juga pengeringan beton. Besok (hari ini, red) dilanjutkan dengan pembersihan endapan," kata Yasa.
Selanjutnya untuk Selasa (25/2) akan dilakukan pemompaan sambil melakukan pengecekan kerusakan.
"Kalau tidak ada masalah, Rabu akan dimulai pengisian air ke reservoir," katanya.
Berdasarkan pengumuman di akun Instagram PDAM Kota Denpasar, perbaikan diperkirakan baru selesai pada Jumat (28/2).
Dan air baru kembali mengalir pada Sabtu (29/2) atau bertepatan Hari Raya Kuningan. Artinya, air mati hampir seminggu.
Yasa menambahkan, untuk menangani terjadi gangguan pihaknya melakukan langkah jangka pendek dengan penyaluran secara bergilir dari IPA Blusung menuju Padang Sambian Kaja, Kelurahan Padang Sambian, dan Padang Sambian Kelod.
"Ubung juga kena imbas termasuk Kelurahan Ubung karena dalam satu jalur pengairan," katanya.
Untuk jangka panjang pihaknya sudah berkomunikasi dengan BWS Bali-Penida untuk segera mencarikan solusi dengan melakukan penggantian karet bendung secepatnya.
"Kami mohon maaf karena keadaanya memang seperti itu. Jadi kami terus berupaya percepat perbaikan.
Jadi, kalau memang ada yang membutuhkan air kami bisa layani juga dengan tangki air," katanya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen, Operasi dan Pemeliharaan II BWS Bali-Penida, I Wayan Yuliartha, mengatakan seringnya jebol Bendung tersebut karena karet bendung sudah terlalu tua yang dibangun sejak 2008 lalu.
Seharusnya karet ini harus diganti setiap 10 tahun sekali.
"Kendala kami saat ini karena terlalu tuanya bendung tersebut membuat bocor baru dititik yang berbeda-beda. Misalnya tambal satu, akan bocor di tempat lain. Jadi itu harus diganti," katanya.
Untuk antisipasi jangka panjang pihaknya mengaku akan mengganti termasuk seluruh komponen dan gensetnya.
Dan hal ini menurutnya sudah dianggarkan di Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2020.
"Akan digarap awal Maret 2020 yang memakan waktu sekitar 8 bulan," katanya.
Untuk jangka pendek pihaknya melakukan penambalan karet tersebut sebelum ada pergantian. Selain itu Yuliartha juga mengatakan pihaknya akan membuat kis dum sementara. (*)