Hutan Mangrove Dibanjiri Sampah Rumah Tangga, Subandi: Kadang Sekali Bisa Dapat 2 Ton Sampah

Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, UPTD Tahura Ngurah Rai, I Ketut Subandi

Tribun Bali/Putu Supartika
Kegiatan susur mangrove 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, UPTD Tahura Ngurah Rai, I Ketut Subandi mengatakan sampah yang paling banyak ada di kawasan hutan mangrove di wilayah kerjanya yakni sampah rumah tangga.

Bahkan tak jarang, di hutan mangrove ini ditemukan sampah kasur hingga bantal guling.

Selain itu, sampah plastik juga masih menjadi masalah yang mengganggu ekosistem hutan mangrove ini.

Hal ini dikatakan Subandi saat ikut dalam kegiatan susur mangrove yang digelar Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Denpasar di mangrove selatan DAM estuari, Batu Lumbang, Pemogan, Denpasar, Selasa (25/2/2020).

Pemprov DKI Bantah Komplek Istana Negara Banjir: Enggak Sampai di Dalam, Cuma di Depan Saja

Teka-teki Keberadaan Harun Masiku, Politisi Demokrat Spekulasi Sudah Ditembak Mati: Sangat Mungkin

Berbeda dengan Sensus Periode Sebelumnya, BPS Bali Sosialisasikan SP 2020 di Makorem 163 Wira Satya

Polisi Tetapkan 3 Tersangka dalam Tragedi Susur Sungai & Komentar Sri Sultan Soal Kepala Sekolah

 

"Di hutan mangrove kadang sampahnya tidak bisa kami jangkau. Tiap hari bahkan tiap jam sampah itu datang, apalagi kalau air laut pasang," katanya.

Namun pihaknya mengaku tak memiliki petugas khusus dalam penanganan sampah ini sehingga membutuhkan kerja sama dengan komunitas peduli lingkungan.

"Sering ada bersih-bersih tapi kerja sama dengan mereka yang peduli lingkungan. Kadang sekali membersihkan itu bisa dapat 2 ton sampah," katanya.

Kerap Dihubungankan dengan Buang Sial, Inikah Arti Mimpi Potong Rambut?

11 Ribu Warga Bali di LN Menjadi Pelaut, Pemerintah Hentikan Sementara Penempatan PMI di Tiongkok

 

Sampah yang membanjiri mangrove ini berasal dari perkotaan dan sampah laut.

"Kalau sampah perkotaan yang hanyut lewat sungai yang dibawa arus kembali saat pasang. Kalau yang dari laut itu, informasinya ada kapal-kapal yang membuang di tengah laut lalu dibawa gelombang," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya pun mengaku hal ini harus dilakukan dengan memberikan penyadaran pada masyarakat.

Subandi mengatakan, luas Tahura Ngurah Rai saat ini yakni 1.373,5 hektar yang ditumbuhi oleh 17 jenis mangrove.

"Yang paling banyak jenis prapat," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved