Ngopi Santai

Serena dan Malam Romantis di Roma

MUSIM dingin masih menggigil di Siberia ketika Maria Sharapova mengumumkan gantung raket tenis pada 26 Februari 2020.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AFP PHOTO/MAL FAIRCLOUGH via KOMPAS.COM
Maria Sharapova dan Serena Williams (kanan) 

TRIBUN-BALI.COM - MUSIM dingin masih menggigil di Siberia ketika Maria Sharapova mengumumkan gantung raket tenis pada 26 Februari 2020.

Serentak dengan itu, pemuja lawn tennis sontak mengingat satu nama, Serena Jameka Williams (39).

Wanita atlet berdarah Afro-Amerika ini tetap berdiri kokoh di lapangan tenis dunia.

Padahal usianya hampir kepala empat.

Dan, dia masih masuk 10 besar petenis putri terbaik sejagat.

 Awal 2020 peringat 9 WTA.

Amazing! Sulit mencari alasan untuk tidak mengaguminya.

Lama nian jagat tenis lapangan tidak lagi menulis tentang teman seangkatan Serena atau yang lebih muda darinya.

Sebut misalnya Arantxa Sánchez Vicario (Spanyol), Mary Pierce (Prancis), Martina Hingis (Swiss), Monica Seles, Lindsay Davenpor (AS), Ai Sugiyama (Jepang), Ana Ivanovic (Serbia), Justine Henin,
Kim Clijsters (Belgia), Elena Dementieva (Rusia) atau Caroline Wozniacki (Denmark).

Bahkan baru saja petenis yang jauh lebih yunior yaitu Maria Sharapova (Rusia) memilih pensiun pada usia belum genap 33 tahun setelah tersangkut skandal doping dan cedera hingga peringkatnya terjun bebas ke level 300-an.

Kepergian nama-nama tersebut di atas makin mengukuhkan status immortal alias abadi pada seorang Serena Williams.

Petenis kelahiran 26 September 1981 yang memulai karier profesional 1995 ini masih bersaing dengan petenis milenial. Garbine Muguruza (Spanyol), Ashleigh Barty (Australia), Naomi Osaka (Jepang), Sofia Kenin (AS) atau Angelique Kerber (Jerman). Usia mereka rata-rata di bawah 25 tahun.

Kebugaran fisik serta konsistensi prestasi seolah menegaskan, semua orang boleh datang dan pergi tapi Serena Williams masih ada di sana, di panggung tenis paling keras sejagat berlabel WTA (Women's Tennis Association) tour.

Pada awal karir profesionalnya, komentator seperti Chris Evert, John McEnroe dan Mary Carillo menyebut Serena sebagai Si Manis dari Michigan yang "Berisik dan Mengganggu." Mengacu pada bunyi manik-manik rambutnya saat bermain.

Sejarah kemudian membuktikan prestasi Serena Williams benar-benar berisik dan mengganggu tidur malam lawan-lawannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved