Ngopi Santai
Mengapa Kini Orang Lebih Mudah Nyinyir daripada Mikir?
Waktu semua orang sama, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Tetapi mengapa hanya sangat sedikit orang yang menciptakan ide-ide dan karya besar?
Penulis: Sunarko | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Memang, awalnya transisi itu berat bagi kebanyakan dari mereka yang mengikuti tantangan. Tapi setelah itu, bagi sebagian besar mereka, batasan-batasan itu justru akhirnya benar-benar mengubah kehidupan mereka jadi lebih baik.
Mereka jadi lebih happy dan lebih produktif. Mereka juga lebih bisa menghabiskan waktu berkualitas (quality time) bersama anak-anak atau keluarganya.
Seorang ayah yang mengikuti tantangan itu mengungkapkan, awalnya memang seperti aneh. Contohnya, dia adalah satu-satunya orangtua yang tidak pegang ponsel di tengah para orangtua lain yang asyik dengan ponselnya masing-masing saat menemani anak-anak mereka bermain di taman.
"Tapi kemudian si ayah itu menjadi terbiasa dan bahkan nyaman. Sindrom ‘gelisah karena ponsel tertinggal’ bisa diatasinya," tulis Eric Barker dalam sebuah artikelnya yang mencuplik penelitian Cal Newport itu.
Eric Barker, penulis buku laris Barking Up The Wrong Tree, mengungkapkan bahwa di era internet dan kecanggihan smartphone, ada kecenderungan baru pada sebagian orang, yang belakangan ini menggejala makin luas.
Kecenderungan itu adalah kegemaran untuk mengumpulkan satu demi satu informasi dan pengetahuan (yang tersedia demikian banyak di internet) hanya demi mengumpulkannya saja.
Sekilas kegemaran mengumpulkan ‘pengetahuan’ dari internet itu baik-baik saja. Namun, kata Eric, kegiatan itu masih jauh dari mencukupi untuk membuat kehidupan Anda disebut makin berkualitas. Justru, otak bisa mengalami information-overloaded, yang berujung pada 'stres informasi'.
Apalagi, jika masih kabur apakah kelakuan tersebut memang benar-benar dimotivasi oleh hasrat untuk belajar, ataukah sesungguhnya hanya bagian dari kecanduan berinternet-ria yang sulit dihentikan.
Terlebih, apabila selama berselancar ‘pengetahuan’ di internet itu sesungguhnya lebih banyak waktu yang Anda habiskan untuk bolak-balik beralih perhatian (distract) dengan menengok update status dan percakapan kawan-kawan di medsos.
Membaca dan mendengarkan kuliah atau ide-ide yang bagus di internet (termasuk di dalamnya media sosial seperti Youtube) tentu mengagumkan.
“Saya pun melakukan yang demikian,” kata Eric.
Tapi, Eric menambahkan, orang selalu perlu menyendiri dan berkontemplasi untuk bisa menelurkan hal-hal yang berguna bagi kehidupannya. Dan untuk itu, orang harus menjauhkan dirinya dari stimulus berupa godaan-godaan yang setiap saat selalu mengalir dari ponsel melalui bunyi notifikasi dan sejenisnya.
Dengan kata lain, untuk benar-benar belajar, maka ada waktunya dimana Anda mau tak mau harus menjauhkan ponsel dari diri Anda.
Dalam kesendirian itu, informasi dan pengetahuan yang didapatkan (termasuk dari internet) bisa Anda ekstrasikan, Anda pilah dan pilih mana yang berguna bagi kehidupan Anda.
Masalahnya sekarang, setiap ditanya tentang kontemplasi, banyak orang bilang `mana ada waktu?`.