WIKI BALI
Laklak "Laku 168" di Gunung Sanghyang Panjer, Kudapan Murah Meriah Khas Bali yang Wajib Dicicipi
Jika Tribunners sedang berkunjung ke Bali, jangan luput untuk menikmati jajanan tradisionalnya yang hanya dijual di Bali.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jika Tribunners sedang berkunjung ke Bali, jangan luput untuk menikmati jajanan tradisionalnya yang hanya dijual di Bali.
Jajanan tradisional tersebut adalah Jaja Laklak.
Jajanan imut yang biasanya berwarna putih atau hijau ini memang wajib dicicipi selagi Tribunners berada di Bali.
Jaja Laklak ini memiliki bentuk melingkar dengan diameter 3 sentimeter.
Jaja Laklak sangat mudah ditemui, misalnya di pasar tradisonal, di pedagang pinggir jalan, ataupun di warung jaja laklak yang juga menjamur di Bali.
• SetelahIstri Dibakar Live Nangis-nangis di Facebook, Ibu Muda Dibakar Suaminya Secara Tragis
• Rupiah Spot Memperkecil Pelemahan ke Level Rp 14.695 Per Dolar AS pukul 15.00 WIB
• Drama Korea Kingdom 2 Tayang Perdana Hari Ini, Pemain Bocorkan Konflik Masing-masing Karakter
Nah, salah satunya bisa membeli Jaja Laklak ‘Laku 168’ di Jalan Gunung Sanghyang, Panjer, Denpasar, Bali.
Laklak ‘Laku 168’ buka setiap hari mulai pukul 05.00 Wita hingga 17.00 Wita.
Di warung sederhana tepat di kiri jalan Tribunners bisa menikmati gurihnya jaja laklak hanya dengan Rp 5 ribu per porsi yang berisikan 5 buah laklak.
• Selain Pisang dan Bawang Putih, Inilah 13 Makanan yang Dapat Turunkan Tekanan Darah Tinggi
• 8 Hal Sederhana Ini Bikin Kamu Kebablasan Menggunakan Kartu Kredit, Nomor 1 Sering Terjadi
Jaja Laklak berbahan dasar tepung beras, santan, air daun suji dan sedikit garam yang kemudian dicetak menggunakan cetakan serabi dari tanah liat.
Dalam penyajiannya, jaja laklak biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah.
Agar lebih nikmat, Tribunners bisa menikmatinya sembari menyeruput kopi atau teh hangat. (*)