Kasus Babi Mati Mendadak di Tabanan Jadi 4.804 Ekor, Distan Siapkan 2.000 Liter Desinfektan
Total jumlah yang diusulkan adalah sebanyak 2.000 liter untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak dan untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan kedepan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Pertanian (Distan) Tabanan saat ini sedang berproses untuk pencairan anggaran guna pengadaan desinfektan.
Total jumlah yang diusulkan adalah sebanyak 2.000 liter untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak dan untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan kedepan.
Namun disisi lain jumlah babi mati mendadak yang tercatat hingga Selasa (17/3/2020)mencapai 4.804 ekor. Dan diprediksi kasus ini akan terus bertambah.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana mengatakan untuk pengadaan desinfektan dengan adanya wabah babi mati mendadak saat ini sedang berproses untuk diajukan ke Bakeuda Tabanan.
• Sipir Lapas Singaraja Diamankan Karena Bawa Sabu, Ngaku Untuk Dikonsumsi Sendiri
• Prodi Farmasi Unud Produksi Hand Sanitizer dengan Moisturizer, Sikapi Kelangkaan di Pasaran
• Usai Cetak Gol Ke Gawang Madura United, Begini Ungkapan Haru Bek Bali United William Pecheco
"Dan SK juga sudah ditandatangi Ibu Bupati dan kami sedang proses untuk selanjutnya pengajuan ke Bakeuda. Usul awal kan 1.200 liter, tapi sesuai perintah Ibu Bupati agar ditambah sehingga akan dilakukan pengadaan 2.000 liter desinfektan untuk semua wilayah terdampak. Jumlah tersebut nantinya bisa digunakan sampai 3 bulan kedepan," kata Budana, Rabu (18/3) sembari mengakui beberapa pekan lalu Tabanan juga sudah dapat bantuan 150 liter dari pihak CSR dan sudah disebar ke beberapa wilayah.
Selanjutnya ketika sudah cair, kata dia, akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan petugas Puskeswan.
Mungkin nantinya akan diarahkan ke wilayah peternak yang masih memiliki babi sehat.
Setelah itu baru menyasar kandang yang sebelumnya terkena wabah babi mati mendadak.
Budana melanjutkan, untuk tenaga yang ada memang kekurangan.
Namun menyikapi hal tersebut rencananya akan memohon bantuan kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk melakukan penyemprotan desinfektan ini.
Nanti akan diberikan pemahaman serta melakukan penyemprotan dengan baju dan sepatu yang lengkap sesuai ketentuan.
"Jadi tak boleh sembarangan petugas yang bisa melakukannya. Hanya saja, peternak nantinya juga akaan langsung diberikan pemahaman dan serahkan obat kemudian bisa langsung eksekusi penyemprotan," katanya.
"Intinya tidak dari kandang satu kemudian pindah ke kandang lainnya. Karena jika memberikan satu petugas melakukan penyemprotan desinfektan secara berpindah sangat beresiko. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabahnya," tandasnya.
Babi Mati Mendadak Tercatat 4.804 Ekor
Kadis Pertanin Tabanan, I Nyoman Budana mengakui, kasus wabah babi mati mendadak memang dari hari ke hari ada penambahan terus artinya ada laporan peningkatan terus.
Hingga saat ini yang tercatat sebanyak 4.804 ekor babi mati hingga Selasa (17/3).
Tapi tak menutup kemungkinan kasusnya terus terjadi. Dan wilayah yang paling banyak terjadi adalah di Kecamatan Tabanan dan Kediri.
"Tidak semua kecamatan yang terdampak, tapi yang paling banyak tercatat Kecamatan Tabanan dan Kediri. Hingga sejauh ini untuk di dataran tinggi tidak terlalu terdampak atau agak aman seperti Baturiti dan Penebel, justru yang di dataran rendah paling parah mewabah," jelasnya.
Diharapkan dengan kegiatan desinfektan wabah babi mati mendadak segera mereda dan para peternak selanjutnya bisa tetap menjaga kebersihan kandang.
Hal yang bisa dilakukan adalah melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala.(*)