Corona di Indonesia
DTW Jatiluwih Masih Terima Kunjungan Wisatawan, Tradisi Siat Sambuk Hindari Kerumunan Warga
DTW Jatiluwih Tabanan masih dibuka alias masih menerima kunjungan wisatawan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
DTW Jatiluwih Masih Terima Kunjungan Wisatawan, Tradisi Siat Sambuk Hindari Kerumunan Warga
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, hingga saat ini masih dibuka alias masih menerima kunjungan wisatawan.
Pihak manajemen masih menunggu keputusan dari Ketua Umum Badan Pengelola terkait rencana penutupan di tengah kondisi virus Corona di Indonesia, khususnya Bali.
Manager Operasional DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa mengatakan, DTW Jatiluwih sementara masih dibuka.
Hanya saja, pihak manajemen tetap melakukan pencegahan ekstra dengan cara menyemprot disinfektan di sekitar DTW Jatiluwih.
"Kita masih buka, belum ada rencana penutupan karena kita masih menunggu keputusan ketua umum badan pengelola," katanya.
Dia melanjutkan, penyemprotan disinfektan sudah dilakukan setiap hari sejak beberapa hari lalu.
Pihaknya juga menyediakan hand sanitizer serta memberikan imbauan kepada semua akomodasi.
"Kami juga sudah imbau agar menerapkan SOP karyawan saat bertemu dengan wisatawan. Contohnya seperti pelayanan kepada wisatawan untuk menjaga jarak saat bertugas, sampai melakukan hal-hal penanggulangan karyawan sampai di rumah untuk melakukan hidup sehat," jelasnya.
Tak hanya di tempat bekerja, kata dia, untuk karyawan akomodasi pariwisata di sekitar Jatiluwih juga diminta mencuci pakaiannya ketika sampai di rumah.
"Ini dilakukan ketika sampai di rumah setiap hari sebelum kembali berkumpul dengan keluarga," ujarnya.
"Kita di DTW juga sudah mulai pengurangan jam kerja. Nantinya akan kembali normal ketika situasi kondisi telah membaik dan tergantung situasi kunjungan ke depan, tentunya kami harapkan segera mereda," tandasnya.
Tradisi Siat Sambuk Kurangi Peserta
Tradisi Siat Sambuk di Desa Adat Pohgending, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, masih akan tetap dilaksanakan.
Hanya saja, jumlah peserta dalam ritual tahunan yang digelar saat hari Pengerupukan ini diperkecil dikurangi, sehingga pagelarannya tak semeriah tahun sebelumnya.