Ngopi Santai

Sepi Sebelum Nyepi

Kesunyian itu tercipta di Pantai Kuta, pantai ikonik Pulau Dewata. Hening pada akhir pekan 21 Maret 2020, empat hari sebelum perayaan Nyepi.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Situasi Pantai Kuta, Badung, Bali terlihat lengang dari aktivitas turis, Sabtu (21/3/2020). 

Kita maklumi kehati-hatian pemerintah. Di pulau peristirahataneksotik ini lebih dari tiga perempat geliat ekonomi terkait pariwisata.

Pariwisata merupakan sumber utama sehingga penutupan objek wisata berpeluang menjadi bencana besar bagi populasi 4,2 juta orang.

 Ada secuil adagium, tanpa turis Bali akan mati! Sekitar 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Bali bersumber dari pariwisata.

Bali tak memiliki sektor penopang ekonomi alternatif yang kokoh. Menutup kran wisata berarti mengganggu peri kehidupan khalayak.

Banyak orang menganggur. Kehilangan pendapatan sehari-hari. Kelompok rentan tentu paling berisiko.

Di sinilah kita mengerti mengapa agak lama baru pemerintah menutup objek wisata seiring pemberlakuan jaga jarak, hindari kerumuman dan berdiam di rumah saja atau social distancing.

Benar bahwa Bali bergantung pada pariwisata.

Tapi saat ini tidak penting lagi membicarakan itu karena hampir semua negara melarang warganya bepergian di tengah pandemi Corona yang terus menelan korban saban hari.

Toh kepedihan ekonomi yang sama karena penutupan objek wisata pun telah mendera Singapura, Roma, Barcelona, Paris, Monaco, Karibia dan negara-negara lain yang merupakan magnet bagi para wisatawan dunia.

Tak sepenuhnya benar tanpa turis Bali akan mati.

Dari purnama ke purnama Bali tangguh menghadapi cobaan, tidak mengeluh berlebihan dan pasrah begitu saja.

Ketika ada masalah mereka berusaha menemukan solusinya.

Dalam dua dekade terakhir Bali telah mengalami kegetiran ekonomi berulang kali. Kerusuhan Mei 1988, bom Bali 2002 dan 2005, prahara keuangan global tahun 2009 dan letusan Gunung Agung tahun 2017.

Pada setiap momen krisis itu, wisatawan berbondong-bondong melarikan diri dari pulau ini. Semua negara menetapkan travel warning.

Objek wisata hening. Tapi setelah badai berlalu mereka selalu kembali lagi ke Bali dalam jumlah yang jauh lebih gemuk.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved