Penerapan Social Distancing di Puskesmas 2 Denpasar Barat, Pendaftaran dengan Sistem Online
Disini para pengunjung disarankan untuk mendaftar secara online terlebih dahulu melalui aplikasi chatting WhatsApp.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penerapan Social Distancing sudah dilakukan di Puskesmas 2 Denpasar Barat, terutama pada loket pendaftaran.
Disini para pengunjung disarankan untuk mendaftar secara online terlebih dahulu melalui aplikasi chatting WhatsApp.
"Sebenarnya sebagian dari masyarakat sudah mengetahui adanya pendaftaran lewat WhatsApp namun kebanyakan dari mereka kurang tergerak untuk melakukan pendaftaran melalui online dan lebih memilih datang langsung ke Puskesmas untuk mendaftar," Ujar, dr Lanawati, selaku Kepala Pusksesmas 2 Denpasar Barat, Senin (23/3/2020).
Selain itu pada bulan April yang akan datang pihak Puskesmas akan menyiapkan pendaftaran secara online melalui aplikasi yang bisa didownload di play store.
• Akibat Merebaknya Covid-19, Pembangunan 5 Desa Wisata di Badung Dipastikan Tertunda
• Di Tengah Wabah Corona, 521 PMI Pulang ke Bali Hingga Minggu Malam, yang Dikarantina Hanya 26 Orang
Aplikasi tersebut bernama Speed Id. Aplikasi ini dibuat untuk mencegah terjadinya kerumunan atau antrean yang membludak saat para pengunjung melakukan pendaftaran.
Kelebihan menggunakan aplikasi Speed Id ini, adalah pada aplikasi tersebut terdapat nomor antrian dan waktu dimana pasien langsung mendapatkannya.
Perbedaan pendaftaran melalui Speed Id dan WhatsApp adalah jika di WhatsApp hanya mendapatkan nomor antrian namun tidak mengetahui waktunya kapan. Dan Speed id ini akan ada diseluruh Puskesmas Denpasar.
Selain itu, pihak Puskesmas juga melakukan pembatasan penunggu pasien.
Setelah dilakukan skrining jika memang pasien tersebut bisa diperiksa secara mandiri maka penunggu pasien akan menunggu di luar saja kecuali untuk pasien anak-anak penunggunya hanya boleh 1 orang saja.
"Dan setelah kita melakukan pemisahan ternyata penunggu Pasien itu jumlahnya kadang bisa lebih dari jumlah pasien yang sakit. Contohnya saja jika ada seorang ibu yang mengantarkan anaknya sakit lalu ia membawa suaminya serta anaknya yang lain," tambahnya.
Hal-hal tersebut merupakan pencegahan yang ada di dalam gedung.
Sedangkan untuk pencegahan yang dilakukan diluar gedung yaitu berupa menghentikan kegiatan berupa posyandu remaja, posyandu lansia termasuk juga kegiatan-kegiatan di sekolah juga dihentikan.
Namun kegiatan tersebut tetap disosialisasikan lewat media sosial.
Walaupun himbauan Social Distancing sudah diterapkan di Puskesmas seperti pengaturan jarak tempat duduk penunggu maupun pasien yang datang, tetap saja ada pasien atau penunggu yang duduk saling berdekatan dan jika pihak Puskesmas menemukannya langsung menegurnya.
Sementara, untuk hari ini kegiatan imunisasi tetap berjalan di Puskesmas 2 Denpasar Barat. (*)