Ngopi Santai

Citius, Altius dan Fortius

Sekarang waktunya melawan virus Corona dengan cara berpikir positif, merasakan emosi positif, mengirimkan vibrasi positif buat diri sendiri dan orang-

Penulis: DionDBPutra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Gambar oleh Daria Głodowska dari Pixabay
Ilustrasi membaca novel. 

Jika badai Corona ini berlalu, maka 2021 akan menjadi tahun akbar olahraga. Untuk pertama kali event besar dunia bergulir pada tahun yang sama. Piala Eropa, Copa America dan Olimpiade. Belum lagi ditambah kejuaraan sepakbola Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Sebarkan Energi Positif

Moto Olimpiade Citius, Altius, Fortius sejatinya menebarkan energi positif sebagai tujuan utama olahraga yaitu lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat. Di palagan melawan Covid-19 sekarang kita membutuhkan spirit tersebut.

Lebih cepat bertindak, lebih tinggi berjuang dan lebih kuat berusaha memeranginya. Saatnya eksekusi mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita kerjakan bukan berdiskusi terlalu panjang lebar.

Sebab problem yang menyertai pandemi Covid-19 tidak semata soal klinis. Tapi juga psikis. Justru tekanan psikis jauh lebih pelik. Psikosomatis, kata mereka yang ahli.

Saya kutip penjelasan dr. Andang dan dr. Rouf dari KSM Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta (https://sardjito.co.id/2019/10/30/mengenal-psikosomatis/).

Psikosomatis merupakan hubungan antara pemikiran atau psikis yang bisa mempengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya. Masyarakat umumnya memahami paradigma sakit berasal dari penyebab yang sifatnya biologis
seperti bakteri, kuman, trauma, faktor imunitas dan lainnya.

Psikosomatis memperkenalkan kepada masyarakat bahwa faktor psikologi bisa berpengaruh kepada somatis atau lazim disebut penyakit organis. Yang kerap terjadi adalah depresi dan kecemasan.

Siapa yang tidak cemas menghadapi pandemi Corona sekarang? Sekuat-kuatnya mental seseorang toh akan drop juga kalau detik demi detik terus dijejaji informasi tentang ganasnya Covid-19. Virus yang telah membunuh belasan ribu orang di seluruh dunia. Belum ada obatnya pula.

Mengingat daya rusaknya yang luar biasa, alam bawah sadar kita akan menerima dan menyimpan semua informasi atau berita mengenai Covid-19. Bahkan ada yang sampai terbawa ke dalam mimpi.

Sudah terlalu lama kita sebarkan informasi seram Corona sehingga energi negatifnya menguasai otak dan hati kita.

Itulah sebabnya sangat dianjurkan untuk mulai mengurangi konsumsi informasi mengenai virus tersebut. Jaga jarak aman tidak hanya tubuhmu berdiam di rumah atau menghindari kerumuman (keramaian). Jaga jarak pula dengan banjir bandang informasi Corona yang dahsyatnya luar biasa hari-hari ini.

Malah ada cara saran lebih ekstrem. Berhenti total membaca, memburu atau meneruskan informasi Covid-19. Dengan kata lain lockdown semua informasi Corona. Mengisolasi diri total dari informasi tersebut. Misalnya selama 14 hari seperti kebijakan jaga jarak aman yang ditempuh pemerintah.

Bukankah tidak terlalu penting mengetahui sudah berapa banyak yang terjangkit Corona dan korban meninggal dunia lalu lekas menyebarkan via medsos.

Apa manfaatnya bagi tuan dan puan? Semakin banyak dan kerap menyebarkannya justru menambah kecemasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved