Nusa Penida Menuju Ekologis di Tengah Padatnya Pembangunan Akomodasi

Di tengah masa menegangkan ini, sejumlah kelompok warga belajar dan mempraktikkan cara hidup ekologis melalui berbagai cara

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Petani rumput laut di Nusa Penida 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sudah lebih satu bulan jenis virus corona baru (Covid-29) menyebar sampai diputuskan sebagai pandemi global. Pengusaha wisata dan pekerjanya di Nusa Penida pun terdampak.

 Usaha speedboat tak seramai sebelumnya, penyewaan kendaraan berkurang, dan banyak hal lainnya karena kepulauan ini makin fokus menarik kunjungan turis.

 Di tengah masa menegangkan ini, sejumlah kelompok warga belajar dan mempraktikkan cara hidup ekologis melalui berbagai cara.

 Salah satunya untuk mengenalkan kembali potensi pertanian dan cara hidup selaras alam di Pulau Nusa Penida.

Ini Kabar Baik Ditengah Pandemi Virus Corona yang Sedang Melanda Dunia

Virus Corona Semakin Merebak, Pelatih Bali United Teco Pastikan Akan Libur Lebih Lama Lagi

Cegah Imported Case Corona, China Mulai Larang Kedatangan Turis Asing

 Gede Agustinus Darmawan atau yang akrab dipanggil Timbool adalah salah satu anak muda penekun pewarna alami yang sedang berkegiatan di Dusun Tanglad bersama warga penenun.

 Mereka mendukung produksi pewarna alami dari aneka tumbuhan untuk kain tenun dan kini berusaha menanam kembali sejumlah tanaman bahan baku pewarna yang makin hilang.

 Kegiatan ini bagian dari program Ekologis Nusa Penida GEF-SGP yang dikoordinir Yayasan Wisnu.

 Selain menanam bibit secara konvensional di lahan-lahan milik penenun, kelompok tenun Alam Mesari ini juga mencoba menanam dengan model seeds bomb atau seeds bombing.

 Melempar “bom” benih untuk menjangkau area yang sulit dijangkau seperti tebing dan perbukitan di sekitar dusun mereka.

 Nusa Penida adalah wilayah kepulauan yang masuk Kabupaten Klungkung. Tiga pulau ini, terbesar Nusa Penida, kemudian Lembongan, dan Ceningan, makin terkenal sebagai tujuan wisata di Bali.

 Untuk menyeberang ke ketiga pulau itu, perlu waktu sekitar 20-45 menit tergantung lokasi penyeberangan speedboat.

Misal dari Pantai Sanur, Denpasar, sekitar 45 menit speedboat menuju Pulau Nusa Penida. Sedangkan menuju Lembongan dan Ceningan lebih cepat.

 Benih-benih dalam bentuk “bom” ini pada 14 Februari 2020 lalu sudah terlihat tumbuh seperti tunas kacang ijo, dibuat pada  hari berbeda. Ada yang sudah berusia satu bulan dan satu minggu.

 Ratusan telur tanah itu memang tak sama, ada yang sudah bertunas, ada yang belum. Ada juga yang lebih cepat tubuh tunasnya karena tersiram air hujan setelah dibuat bulatan-bulatan.

 “Saat musim penghujan baru disebar. Kemungkin hidup 50%,” kata Timbool. Metode bom benih ini digunakan untuk menghijaukan lahan yang sulit dijangkau, sehingga lebih spekulatif. Sudah 8000 benih yang dimasukkan bom benih.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved