Corona di Bali
Bertaruh Nyawa Tapi Gaji di Bawah UMR, Begini Keluh Kesah Tenaga Kontrak Perawat Covid-19 di Bali
- Tenaga medis yang berada di garda terdepan melawan wabah Covid-19 atau virus Corona di Bali mulai menyuarakan isi hati.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
"Dalam rangka penanganan Covid-19 ini indeks kinerja individu perawat akan mendapatkan 200% paling tidak minimalnya ia akan mendapatkan gaji sekitar Rp 7.000.000 " ujar Dewa Kresna, Minggu (29/3) malam.
Dewa Krisna kemudian merinci gaji tenaga kontrak perawat yang bertugas di ruangan isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah.
Yaitu, gaji pokok Rp 1.250.000, ditambah uang makan (maksimal 22 hari kerja) Rp 440.000, dan ditambah jasa pelayanan Rp 5.713.400.
Sehingga total perbulan yang diterima oleh tenaga kontrak perawat sebesar Rp 7.403.400.
"Intinya gaji yang mereka bawa pulang sudah di atas Rp 4.000.000 lebih. Untuk fasilitas pegawai kontrak di RSUP Sanglah sangat memadai sekali saat ini," imbuhnya.
Terkait pengangkatan Pegawai Negeri Sipil atau PNS, pihak RSUP Sanglah tidak mempunyai wewenang, karena wewenang tersebut berada di pusat.
"RSUP Sanglah itu bentuknya BLU (Badan layanan Umum) yang dapat memberikan kewenangan untuk menggaji pegawai PNS dan Non PNS," tambahnya.
Untuk fasilitas medis di ruangan isolasi Nusa Indah, Dewa Kresna tak banyak berkomentar. Ia hanya menyatakan fasilitas medis perawat Covid-19 sudah dioptimalkan.
Sementara terkait insentif untuk tenaga medis, sebelumnya Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan Pemprov Bali tidak akan memberikan insentif bagi tenaga medis, apalagi tenaga penunjang.
"Kalau soal insentif tidak ada," kata Koster saat jumpa pers di rumah jabatannya, Selasa (17/3).
Menurutnya, Covid-19 merupakan sebuah peristiwa yang harus menjadi keprihatinan seluruh masyarakat.
Karena itu, semua aparat, petugas kesehatan di rumah sakit milik pemerintah maupun swasta agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai tugas kemanusiaan.
"Bukan malah ada tambahan kerja untuk mencari tambahan hasil.
Itu mah mencari kenikmatan di atas penderitaan orang lain namanya itu. Jadi itu tidak kita lakukan. Ini harus menjadi sikap kita bersama," kata Koster.
Belum Chek In