Di Tangan Kreatif Eka Darmawan, Sampah Plastik Diubah Menjadi Meja Cantik Bernilai Ekonomis

Rumah Plastik di Buleleng ini sendiri bekerjasama dengan Bank-bank sampah yang ada di Buleleng, Bali untuk mendapatkan sampah plastik.

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Putu Eka Darmawan Ubah Sampah Plastik Menjadi Meja Cantik Bernilai Ekonomis 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Bisa dibilang masalah mengenai sampah plastik tidak pernah habisnya di Indonesia termasuk juga di Pulau Dewata, Bali.

Meskipun begitu, hal ini tidak menyurutkan semangat para 'Pahlawan' yang selalu berjuang dan bergerak aktif dalam mengajak masyakat untuk meminimalisir penggunaan plastiknya.

Selain dengan cara tersebut, banyak pihak  juga menghadirkan gebrakan lainnya seperti dengan hadirnya Bank Sampah di penjuru daerah serta  hadirnya komunitas-komunitas yang juga bergerak di bidang tersebut.

Hal ini tentunya diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk dapat lebih peduli terhadap penggunaan plastik hingga dampak berbahaya yang dapat dihasilkan oleh sampah plastik tersebut.

Kasus DBD di Badung Terus Meningkat Hingga 89 Persen, Ada Meninggal Satu Orang

Turis Lansia Asal Australia Meninggal di Ubud, Dievakuasi Satgas Covid-19 Gianyar ke RSUP Sanglah

Di Buleleng, Bali tepatnya di Rumah Plastik milik Putu  Eka Darmawan, tumpukan sampah plastik disulap menjadi meja cantik yang tentunya bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

Ketika dihubungi Tribun Bali pada Kamis (2/4/2020), Putu Eka Darmawan menyebutkan pembuatan meja ini baru dimulainya dari awal Februari 2020 ini.

Rumah Plastik di Buleleng ini sendiri bekerjasama dengan Bank-bank sampah yang ada di Buleleng, Bali untuk mendapatkan sampah plastik.

"Sejauh ini kami di Rumah Plastik di Buleleng hanya sebatas mengolah sampah plastik menjadi bahan baku lalu kami kirim ke pabrik-pabrik saja. Setelah itu Saya berpikir kenapa gak Saya coba biat sendiri saja dan akhirnya Saya coba-coba untuk membuatnya," ucapnya.

Melalui berbagai riset, akhirnya Ia menemukan bagaimana tahapan dalam membuat sampah plastik di tempatnya menjadi lelehan yang dimana nantinya lelehan ini dirubah menjadi papan meja.

Menurutnya dalam proses produksi satu meja membutuhkan waktu kurang lebih memakan waktu hingga tiga minggu.

Hal ini karena dibutuhkan 8 kali pensotiran sampah, lalu dileburkan, didinginkan hingga menjadi papan kemudian dirubah menjadi bentuk meja.

Menggandeng Yayasan Kaki Kita, Putu Eka Darmawan pun mampu memproduksi  meja-meja dengan  2 tipe meja yakni tipe dilebur jadi papan dan tipe mix dengan resin.

Menurutnya  kisaran harga untuk meja-meja ini tergantung kepada seperti apa desain dan model meja tersebut.

"Harga paling murah yang bisa kita kasi Rp 500 ribu dan ada juga meja kerja yang dibandrol sekitar Rp 3 juta," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved