Corona di Bali
Pengda Kagama dan PT GinoValentino Bali Melakukan Kerja Sama untuk Produksi APD & Masker
Kebutuhan masker dan ADP meningkat ditengah wabah covid-19, Pengda Kagama dan PT GinoValentino Bali melakukan kerja sama untuk mengatasi itu
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), kebutuhan masker dan Alat Pelindung Diri (ADP) meningkat.
Masker digunakan hampir oleh setiap orang, sementara APD diperuntukkan bagi tenaga medis yang merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Meningkatnya kebutuhan masker dan APD tersebut, coba dipenuhi oleh berbagai pihak, bukan hanya pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat dan pihak swasta.
Salah satu perusahaan yang kini memproduksi masker dan APD yakni PT. GinoValentino Bali.
• Sedang Pandemi, Sebaiknya Kurangi 6 Jenis Makanan yang Bisa Turunkan Imunitas Tubuh Ini
• Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali Bagikan Ribuan Masker Kain ke Masyarakat Klungkung
• Ini Skema Pengeluaran yang Cocok untuk Milenial yang Tak Bisa Menabung
Perusahaan tersebut memproduksi masker dan APD bekerja sama dengan Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) Bali.
Pimpinan perusahaan PT GinoValentino Bali, Gino Valentino B. Riswanto mengatakan, kini pihaknya memproduksi sekitar 300 hingga 400 APD yang sedang terpotong.
Sementara APD yang sudah jadi ada sekitar 150 potong.
Pembuatan APD ini menggunakan bahan spunbond 100 gram.
Sebelumnya, perusahaannya itu bukanlah secara khusus untuk memproduksi masker dan APD, melainkan bergerak pada pembuatan pakaian casual seperti t-shirt, kemeja dan dress guna keperluan ekspor dan pasar lokal.
Perusahaan yang beralamat di Jalan Pura Demak VII Nomor 1A Denpasar, Bali, itu kini memproduksi masker dan APD karena adanya pandemi Covid-19.
"Karena emang dampak Covid-19 ini, kami benar-benar tutup, tidak beroperasi, kemudian datang Bu Eka (dari Pengda Kagama Bali) dengan programnya, kami juga ingin berpartisipasi supaya karyawan kami bisa tetap kerja, bisa tetap mendapatkan pendapatan dan tidak bergerak ke mana-mana, tidak balik kampung dan tetap di Denpasar," tuturnya saat ditemui di perusahaannya, Sabtu (4/4/2020).
Pihaknya juga mengaku belum mempekerjakan seluruh karyawan guna pembuatan masker dan APD.
Sebab prosesnya baru sampai dalam tahap pemotongan kain sehingga baru mempekerjakan kurang lebih sebanyak 10 orang dari 43 karyawan yang dimiliki perusahaan.
Hal itu dilakukan sebagai upaya menghindari adanya kerumunan massa di perusahaan.