Ngopi Santai

Kambing Pun Masuk Kota

Udara lebih jernih niscaya memberikan pertolongan singkat bagi penderita Covid-19, setidaknya membuat mereka lebih mudah bernapas.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/I Made Ardhiangga
Ilustrasi langit cerah 

Para ilmuwan mencatat penurunan serupa di polutan lain seperti nitrogen dioksida dan partikel di negara Tirai Bambu itu, yang telah bertahun-tahun berusaha membersihkan udara tersumbat asap tapi selalu
gagal.

Penulis laporan Carbon Brief dan analis utama di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, Lauri Myllyvirta menulis dengan diksi yan indah dan tepat.

"Dalam hal pergeseran atau perubahan yang benar-benar terjadi dalam semalam, ini sangat dramatis," kata Lauri.

Penurunan drastis polusi dan emisi karbon merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi Bumi dan manusia yang hidup di dalamnya.

Semua maklum bahwa polusi udara berkontribusi terhadap jutaan kematian di seluruh dunia saban tahun, memperburuk penyakit kardiovaskular dan kesehatan pernapasan.

Udara lebih jernih niscaya memberikan pertolongan singkat bagi penderita Covid-19, setidaknya membuat mereka lebih mudah bernapas.

"Bertahun-tahun menghirup udara kotor dari asap lalu lintas dan sumber-sumber lain akan melemahkan kesehatan semua orang yang sekarang terlibat dalam pertarungan hidup atau mati," kata Sascha Marschang,
sekretaris jenderal Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Time.

Peristiwa Langka

Langit biru di kota-kota besar dunia merupakan kejadian langka.

Sebab dalam situasi normal, sulit amat menemukan momen seperti itu.

Sangat berat membatasi pergerakan manusia, produksi industri dan lainnya demi menekan polusi.

Membaiknya kualitas udara dan lingkungan global kini merupakan dampak tak terduga dari pandemi Corona.

Virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan China memang telah mendorong roda ekonomi global melemah.

Namun, kita tetap petik sisi baiknya yaitu memberi kesempatan Bumi bernapas karena jauh dari kesesakan polutan, kata kolega saya Manajer Produksi Harian Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan.

Sudah terlalu lama emisi gas beracun mencekik paru-paru manusia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved