Ngopi Santai
Kambing Pun Masuk Kota
Udara lebih jernih niscaya memberikan pertolongan singkat bagi penderita Covid-19, setidaknya membuat mereka lebih mudah bernapas.
Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Warga Bumi menjadi sangat rentan dan lemah. Kini tatkala virus cilik Corona menyerang, air mata duka pun mengalir deras.
Kematian terjadi demi demi detik.
Sampai 6 April 2020, mengutip data real time yang dikumpulkan John Hopkins University, angka kematian
mencapai 69.309 orang, sebanyak 259.810 pasien telah sembuh dan yang terjangkit 1,27 juta orang.
Jumlah yang mati dan terjangkit masih mungkin bertambah secara eksponensial.
Entah sampai kapan baru berakhir, tak ada yang tahu.
Maka pandemi Covid-19 sebenarnya telah memberi pelajaran berharga kepada manusia.
Berharap setelah badai ini berlalu, ada aksi global yang konkret untuk mengurangi polusi.
Sebut misalnya lockdown kota atau bahkan seluruh wilayah negara tiga bulan sekali - selama beberapa hari atau sepekan agar udara bisa menjadi lebih bersih.
Bahkan bila perlu berlakukan semacam Nyepi di Bali setiap enam bulan sekali.
Dengan cara tersebut niscaya ada waktu bagi Bumi untuk bernapas.
Manusia yang lebih lama berkeliaran di luar, kembali masuk rumah berkumpul dengan keluarga dan melakukan refleksi. Introspeksi. Hening.
Kendaraan bermotor masuk garasi.
Pabrik-pabrik berhenti sesaat menebarkan racun ke udara yang menjadi sumber segala penyakit dan
malapetaka.
Kambing Masuk Kota
Di tengah heningnya kota-kota dunia, kabar menggelitik datang dari Wales, Irlandia.