Corona di Bali
RSUP Sanglah Optimalkan Linac Sebagai Alat Radiologi Pasien Kanker, di Tengah Wabah Covid-19
RSUP Sanglah Denpasar lakukan optimalisasi layanan penyakit kanker dengan menghadirkan alat Linear Accelerator
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain sedang berjuang menghadapi penyebaran Covid-19, RSUP Sanglah Denpasar, Bali juga lakukan optimalisasi layanan penyakit kanker dengan menghadirkan alat Linear Accelerator (Linac) sebagai layanan radioterapi untuk pasien kanker.
Diketahui Linac sudah digunakan oleh RSUP Sanglah sejak Rabu (8/4/2020) kemarin.
Saat dikonfirmasi, dokter spesialis onkologi radiasi di RSUP Sanglah, Dr. Ngakan Putu Daksa Ganapati Sp.Onk.Rad menjelaskan, bagaimana cara kerja dari Linac untuk pasien kanker.
"Linac merupakan alat teleterapi yang menghasilkan radiasi, yang diberikan dari luar tubuh penderita dengan tujuan untuk menghancurkan sel kanker pada penderita," ujar, dr. Ngakan pada Jumat (10/4/2020).
• Update Terkini Covid-19 di Seluruh Dunia 10 April 2020, Pasien Terinfeksi 1.593.515
• Ramalan Zodiak 10 April 2020, Libra Dapat Hasil Luar Biasa, Capricorn Siap Hadapi Tantangan
• Suami Istri Pelaku Penusukan Wiranto Ini Diancam dengan Pasal Tindak Pidana Terorisme
dr. Ngakan juga menambahkan dengan alat Linac, pemberian radiasi mampu dilakukan dengan teknik yang lebih canggih lagi.
Dalam artian, mampu memberikan radiasi mendekati bentuk dari kanker, sehingga radiasinya lebih akurat.
Sehingga, efeknya dosis pada jaringan kanker bisa lebih optimal.
Selain itu juga, efek pada jaringan sehat dapat dikurangi sehingga efek samping relatif lebih berkurang.
Linac juga dapat diterapkap kepada pengidap kanker segala stadium.
Tentunya, setelah ada indikasi terlebih dahulu.
Sebab menurutnya, terkadang ada beberapa jenis kanker memerlukan tindakan pembedahan dan atau kemoterapi terlebih dahulu, sebelum di radiasi.
"Sebelumnya, radioterapi RSUP Sanglah memiliki 1 alat teleterapi Cobalt-60 yang beroperasi," tambahnya.
Jumlah tersebut tentu saja tidak sebanding dengan rata-rata 70 pasien per hari.
Lebih lanjut, untuk mengingat jumlah pasien kanker yang memerlukan pelayanan radioterapi serta wilayah yang dicakup, jumlah alat di RSUP Sanglah masih jauh dari memadai, hal tersebut mengakibatkan antrian pelayanan radioterapi hingga kurang lebih enam bulan.
Maka dari itu, mulai tahun 2018 RSUP Sanglah telah merancang bagaimana pengembangan pelayanan radioterapi dengan pembangunan bunker baru. (*)