Ketinggian Terus Bertambah, Berikut Sederet Fakta Menarik tentang Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau baru-baru ini kembali erupsi pada Jumat (10/4/2020) malam sekira pukul 21.58 WIB.
TRIBUN-BALI.COM - Gunung Anak Krakatau baru-baru ini kembali erupsi pada Jumat (10/4/2020) malam sekira pukul 21.58 WIB.
Menurut unggahan di Twitter @BNPB_Indonesia, tercatat tinggi kolom abu dari Gunung Anak Krakatau kurang lebih 200 meter dari atas puncak atau kurang lebih 357 meter di atas permukaan laut.
Letusan abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm selama 1 menit lebih 12 detik dengan arah angin ke selatan.
• Ramalan Zodiak Minggu Ini 12-18 April 2020: Aries Kendalikan Egomu, Taurus Harus Berhemat
• Undang Capung dan Buat Nyamuk Pergi, Coba Tanam 5 Jenis Bunga Ini untuk Cegah DBD
• 25 Armada dengan 105 Ribu Liter Disinfektan Digunakan untuk Menyemprot Wilayah Panjer
Membahas tentang erupsi Gunung Anak Krakatau yang baru-baru ini terjadi, ada sejumlah fakta yang menarik untuk disimak.
TribunTravel merangkum fakta menarik Gunung Anak Krakatau dari berbagai sumber, simak deretannya berikut ini.
1. Pulau di sekitar Gunung Anak Krakatau menjadi kawasan terlarang untuk ditinggali
Seperti diketahui, akibat erupsi Gunung Krakatau pada 1883 silam membuat pulau di sekitarnya menjadi kawasan terlarang untuk ditinggali.
Namun tempat tersebut justru menjadi kawasan yang populer bagi peneliti dan ahli vulkanologi.
Gunung Anak Krakatau erupsi Jumat (10/4/2020) malam, Sabtu (11/4/2020). (Twitter.com/@BNPB_Indonesia)
• Galang Dana untuk APD, Navicula Gelar Live Streaming Corona Concert 2, Ini Bedanya dari yang Pertama
• 5 Tanaman Ini Paling Beracun di Dunia, Termasuk Biji Jarak dan Monkshood yang Bisa Lumpuhkan Saraf
• Memasak Nasi dengan Air Mendidih dan Air Biasa, Apa Bedanya?
2. Gunung Anak Krakatau terbentuk dan muncul dari permukaan laut Selat Sunda pada 1927
Tepatnya pada 29 Desember 1927 saat sejumlah nelayan dari Jawa melihat ada uap dan abu yang muncul dari kaldera.
Bersumber dari Data Dasar Gunung Api Indonesia (Badan Geologi, ESDM, 2011) disebutkan, Gunung Anak Krakatau lahir 30 Januari 1930.
3. Sama dengan 'induknya' Gunung Krakatau, Gunung Anak Krakatau memiliki energi erupsi yang besar
Gunung Anak Krakatau sedang berproses membesar dan meninggi dengan magma dominan silika.
Biasanya, gunung dengan kandungan silika pada magma memiliki letusannya besar dan banyak mengandung gas.
• Bukan Dentuman, Mbah Rono Sebut Ini Yang Paling Berbahaya Bila Gunung Anak Krakatau Meletus
• Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Anak Krakatau Tahun 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang
4. Ketinggian Gunung Anak Krakatau terus bertambah
Karena aktivitasnya tinggi Gunung Anak Krakatau masih terus bertambah 4 hingga 6 meter setiap tahunnya.
5. Gunung Anak Krakatau termasuk gunung yang tumbuh pesat
Melansir laman geomagz.geologi.esdm.go.id, volume tubuh Gunung Anak Krakatau dari dasar laut sejak 1927 sampai dengan 1981 mencapai 2,35 km kubik.
Tahun 1983 membesar menjadi 2,87 km kubik dan tahun 1990 mencapai 3,25 km kubik.
Pengukuran terakhir yang dilakukan tahun 2000, tubuhnya sudah membengkak mencapai 5,52 km kubik.
• 7 Cara Keluar dari Bayangan Kegagalan, Mencoba Arah Baru Hingga Bersyukur
6. Gunung Anak Krakatau seringkali disebut dengan nama Krakatau saja, hal ini tentu cukup membingungkan
Pasalnya, sebenarnya Gunung Anak Krakatau merupakan gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya.
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). (KOMPAS/RIZA FATHONI)
7. Gunung Anak Krakatau memiliki ketinggian 320 meter di atas permukaan laut hingga 2010
Mengutip laman geomagz.geologi.esdm.go.id
Sementara itu, sang induk Gunung Krakatau dulu memiliki ketinggian 830 meter di atas permukaan laut.
8. Lontarkan Lava Pijar
Sebagai gunung api yang sedang tumbuh, letusan strombolian, sebuah letusan yang melontarkan lava pijar bagaikan air mancur, menjadi ciri khas Gunung Anak Krakatau
9. Ditumbuhi Vegetasi
Meskipun Anak Krakatau merupakan gunung api aktif, pada bagian tertentu, terutama pada sisi timur telah banyak ditumbuhi vegetasi
Vegetasi itu didominasi hutan Neonauclea, hutan Timonius, dan hutan Dysoxylum yang bercampur dengan jenis pohon lain dalam jumlah relatif sedikit.
Sementara daerah punggung gunung umumnya masih gundul karena suhu tinggi dan kekurangan air.
Namun, pada daerah ini dijumpai jenis tumbuhan pioner seperti gelagah dan sengguguk atau Melastoma affine.
10. Lahir dari letusan dahsyat yang sebabkan tsunami
Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau lahir dari letusan dahsyat Gunung Krakatau yang menyebabkan tsunami.
Saat Gunung Krakatau meletus pada 1883, letusannya membentuk kaldera bawah laut.
Dentuman terdengar ke timur sampai Australia Tengah dan ke barat terdengar sampai Pulau Rodriguez, kepulauan di Samudera Hindia.
Akibat letusan tersebut terjadi tsunami setinggi 30 meter menerjang pantai-pantai Teluk Betung, Lampung, dan pesisir Jawa Barat dari Merak sampai Ujung Kulon. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun Travel dengan judul "10 Fakta Menarik Gunung Anak Krakatau yang Kembali Erupsi Baru-baru Ini"