Ngopi Santai
Doa-doa di Tengah Pandemi
TIGA pekan menjalani ibadah di rumah saja melahirkan fakta menarik dan indah. Mengapa menarik?
Penulis: DionDBPutra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kisah menarik pun datang dari Manado di bumi Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Di sana khususnya di daerah Tomohon dan Tondano, jemaat menjalani kebaktian hari Minggu di rumah masing-masing dengan panduan dari toa di gereja.
Apakah itu toa?
Toa adalah pelantang atau pengeras suara. Orang Manado lebih suka menyebutnya demikian.
Sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) pun menggunakan kata yang sama.
Dengan bantuan toa, pendeta tetap memimpin kebaktian di gereja.
Jemaat yang rumahnya di sekitar gereja tersebut dalam radius 200 hingga 400 meter bisa mendengar jelas seluruh rangkaian ibadah.
Apalagi mereka sudah mendapat panduan tata ibadah tertulis dari gereja.
Langkah yang diambil pimpinan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) ini sangat bijaksana.
Jemaat tetap dapat beribadah dari rumahnya sambil memandang menara gereja di kejauhan sana.
Cara unik pun terjadi di negara tetangga Filipina.
Pada hari Minggu Palma 5 April 2020 lalu, umat Katolik di suatu distrik di Manila merayakan dengan berdiri di depan rumah masing-masing sambil memegang daun palma.
Daun itu diberkati oleh imam yang berkeliling kampung naik becak.
Perayaan Minggu Palma merupakan awal Pekan Suci menjelang Paskah.
Seperti diwartakan Kompas.com mengutip AFP, umat berbaris di depan rumah mereka masing-masing sambil tak lupa memakai masker.