Ngopi Santai

Doa-doa di Tengah Pandemi

TIGA pekan menjalani ibadah di rumah saja melahirkan fakta menarik dan indah. Mengapa menarik?

Penulis: DionDBPutra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
VATICAN MEDIA via REUTERS- KOMPAS.COM
Paus Fransiskus memimpin misa di Basilika Santo Petrus tanpa partisipasi umat karena merebaknya virus corona. Foto diambil di Vatikan pada 11 April 2020. 

Berjuang tanpa kehilangan kreativitas.

"Kami harus menanggapi lockdown dengan semua kreativitas kami," kata Paus Fransiskus dalam wawancara yang diterbitkan beberapa surat kabar Katolik minggu ini.

"Kita bisa menjadi depresi dan terasing... atau kita bisa menjadi kreatif," lanjut pemimpin umat Katolik sedunia berusia 83 tahun tersebut.

Buktinya banyak kreasi dan inovasi muncul di tengah pandemi Covid-19.

Doa-doa virtual dari Paus Fransiskus adalah contoh improvisasi kegiatan keagamaan di masa penerapan physical distancing dan lockdown.

Umat pun sudah mengikuti sarannya dan menemukan solusi kreatif.

Di Amerika Tengah, Uskup Agung Panama ikut mengudara dan memberkati bangsa kecilnya itu dari sebuah helikopter.

Orang-orang Spanyol menyalakan musik religi di balkon rumah mereka selama Pekan Suci yang baru berlalu.

Musik yang meneguhkan hati.

Kemudian di Amerika Serikat (AS), negara adidaya yang porak-poranda dihajar Corona, sebuah Gereja Katedral di New York City mengganti deretan kursi kayu dengan tempat tidur rumah sakit.

Ini langkah berjaga-jaga kala rumah sakit di sekitarnya tak sanggup lagi menampung pasien.

Gereja ortodoksnya di Yunani akan mengadakan misa secara tertutup untuk Paskah pada 19 April 2020 nanti.

Lalu orang-orang Yahudi di seluruh dunia menggunakan Zoom atau aplikasi konferensi video lainnya untuk beribadah di rumah ketika liburan Paskah 8 hari dimulai pada Rabu malam 8 April 2020 lalu.

Westminster Abbey di London juga mengikuti tren teknologi dengan merilis podcast Paskah untuk umatnya di Gereja Anglikan.

Dan, di Lourdes Prancis para pastor Gereja Katolik Roma menyampaikan doa selama 9 hari berturut-turut via Facebook Live dan YouTube.

Bukankah tak pernah terbayangkan sebelumnya ibadah umat beragama akan terjadi seperti sekarang ini?

Pandemi Covid-19 memang memaksa orang masuk rumah, mengurung diri.

Hindari jalan pelesir yang tak mendesak dan menjauhi kerumuman massa agar bisa memutus mata rantai penyebarannya.

Namun, pandemi Corona tidak menghentikan doa kepada Tuhan sang Maha Cinta sumber kehidupan.

Teknologi memungkinkan ibadah umat manusia tetap bisa berlangsung dalam format yang baru.

Berkat topangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya tubuh saja yang harus di rumah, sementara jiwa bebas berkelana mencari sesama umat beriman seantero negeri bahkan ke ujung dunia untuk bersama-sama
menghadap Tuhan dalam doa.

Indah bukan?

This is a blessing in disguise.

Selalu ada berkah dan hikmah di balik musibah. Maka syukur tiada akhir patut kita panjatkan.

Dalam suka pun duka.

(dion db putra)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved