Gelombang Kedua Virus Corona Diprediksi Akan Terjadi di Indonesia, Apakah Itu ?

Beberapa ahli mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyambut kedatangan gelombang kedua virus corona.

Gambar oleh Christo Anestev dari Pixabay
Ilustrasi : perempuan menggunakan masker. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Covid-19 atau virus Corona telah memasuki Indonesia.

Ada ribuan orang telah terinfeksi dan ratusan orang meninggal dunia.

Jumlah korban yang terinfeksi Covid-19 ini diperkirakan akan terus bertambah.

Pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai upaya agar penyebarannya dapat di cegah.

Tali Pusar Masih Menempel di Perut, Polisi Tunggu Hasil Identifikasi Penemuan Orok Bayi di Dentim

Selagi Panas atau Setelah Dingin, Kapan Saat Minum Susu Terbaik?

Bukan April 2020, Pandu Riono Memprediksi Puncak Pandemi Covid-19 Akan Terjadi Pada Mei

Beberapa ahli mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyambut kedatangan gelombang kedua virus corona.

Salah satu peneiliti yang mengungkapkan hal itu adalah Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. Menurut Dicky, pandemi Covid-19 berpotensi memiliki beberapa gelombang serangan wabah, termasuk di Indonesia.

Lantas, apa itu gelombang kedua virus corona?

Dicky mengatakan, gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut terjadi lonjakan kasus lagi.

Adapun puncak kasus, kata Dicky, biasanya dihitung dengan attack rate di angka 3-10 persen penduduk merujuk data di Wuhan.

"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Dicky mengungkapkan, gelombang kedua mempunyai masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama, bisa memakan waktu sebulan atau lebih.

Seperti halnya di China, gelombang kedua terjadi karena adanya orang dari luar wilayah atau negara yang membawa virus dan menularkan kembali ke populasi yang lainnya.

"Dalam kasus China diduga pembawanya adalah penduduk China yang kembali ke negaranya," ujar Dicky.

Pelacakan kasus kontak

Sedangkan untuk di Indonesia, ia menyarankan untuk fokus pada kondisi saat ini dengan intensifikasi dan ekstensifikasi test, pelacakan kasus kontak, perawatan dan isolasi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved