Corona di Bali
BREAKING NEWS: 2 PMI Asal Gianyar Dinyatakan Positif Covid-19
Karena itu, pihaknya meminta pada para PMI supaya saat tiba di Bali, jangan menyembunyikan keluhan sakit.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Hotel Bintang 4 Untuk Karantina
Pemkab Gianyar terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna menghadapi pandemi Covid-19.
Setelah memberikan hotel gratis untuk tenaga medis, Pemkab Gianyar juga telah menyiapkan hotel bintang empat untuk karantina para pekerja migran Indonesia (PMI), Rabu (15/4/2020).
Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra mengatakan, dalam menyiapkan tempat karantina untuk PMI di Gianyar, pihaknya telah menandatangi kerjasama dengan manajemen hotel Maxone yang berlokasi di Desa Pengosekan, Mas Ubud.
Tak sampai di situ, Satgas Covid-19 Gianyar juga saat ini masih terus berkeliling untuk menjajaki kerjasama dengan hotel-hotel lainnya.
"Dalam situasi seperti ini, kita hurus memanusiakan warga kita yang datang dari bekerja di luar negeri, mereka biasanya tidur di tempat yang nyaman, ketika datang tidak mungkin kita isolasi mereka di tempatkan seolah-olah harus dikucilkan" jelasnya.
Mahayastra menegaskan, hotel yang menjadi sasaran kerjasamanya adalah hotel berkelas, yakni dari berstandar bintang tiga hingga bintang empat.
Kerjasama ini bukan berarti Pemkab Gianyar mendapatkan hotel gratis untuk karantina ini.
Mereka harus tetap membayar.
"Biaya dianggarkan dari APBD Gianyar dalam pos anggaran penanganan Covid-19 sekitar Rp100 miliar. Kami masih terus menjejaki hotel-hotel yang mau diajak bekerjasama" ungkapnya.
Karantina di hotel ini, kata dia, lantaran tempat karantina di Bedulu, Blahbatuh saat ini sudah hampir penuh.
"Tempat karantina di Bedulu kapasitasnya sangat kecil dan sudah hampir penuh," tandasnya.
Manager Hotel Maxone Erllina, mengatakan kerjasama ini murni berlandaskan kemanusiaan. Pihak Pemkab sebelumnya telah berkomunikasi dengan owner terkait kerjasama ini.
"Ada sekitar 65 kamar di hotel kami, 60 digunakan untuk karantina, sisanya untuk tenaga medis" ungkapnya.
Terkait fasilitas, kata dia, pihak hotel hanya menyediakan tempat karantina. Sementara terkait makan pagi, siang dan malam itu disediakan oleh dinas sosial.
Dalam pelayanan terhadap PMI yang dikarantina, pihak hotel tidak melibatkan karyawan bawahan, hanya menggunakan jajaran head.
"Karyawan DW tidak kami gunakan, kami hanya pakai head saja dalam pelayanannya nanti," ucapnya. (*).