Bulan Ramadan

WHO Keluarkan Panduan Beribadah Selama Bulan Ramadan Ditengah Pandemi Covid-19

Untuk menghindari penyebaran wabah Covid-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan ibadah selama Ramadan.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ILUSTRASI. Logo di luar gedung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 

TRIBUN-BALI.COM -  Pada pekan ini, umat Islam sedunia, termasuk di Indonesia akan melaksanakan ibadah puasa Bulan Ramadan di tengah ancaman wabah corona (Covid-19).

Untuk menghindari penyebaran wabah Covid-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan ibadah selama Ramadan.

Adapun aturan WHO soal ibadah bulan ramadan dikeluarkan karena interaksi antar sesama manusia selama menjalani ibadah di bulan puasa tak terhindarkan.

Selama sebulan penuh, umat Islam akan khusyuk menjalani ibadah puasa.

Sabun Batang Atau Sabun Cair, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Kronologi Pembunuhan Sadis yang Dipicu Utang Piutang di Bekasi, Korban Dihantam Batu Berkali-kali

6 Arti Mimpi Tentang Banjir, Mengalami Kesialan Hingga Ada Seseorang yang Memiliki Niat Buruk

Selain puasa ramadhan, praktik ibadah lainnya adalah salat tarawih berjamaah, juga aturan iktikaf 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Nah, dua ibadah terakhir ini biasanya dilakukan secara berkelompok dan dalam jumlah yang besar sehingga rentan terjadi penyebaran Covid-19.

Belum lagi ada kegiatan buka puasa bersama yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.

WHO meminta otoritas di setiap negara mempertimbangkan secara serius upaya membatasi, bahkan membatalkan pertemuan sosial dan keagamaan di tengah wabah Covid-19.

Oleh karena itu, WHO merekomendasikan keputusan apa pun untuk membatasi, memodifikasi, menunda, serta membatalkan pertemuan massal.

Jika pun tetap melanjutkan pertemuan, WHO mengingatkan agar otoritas negara setempat menerapkan prosedur yang ketat dengan mengacu pada standar penilaian risiko Covid-19.

Otoritas kesehatan nasional harus menjadi sumber utama informasi terkait Covid-19 dalam konteks Ramadan.

Pemerintah harus memastikan kepatuhan masyarakat terhadap langkah-langkah yang ditetapkan.

Tak lupa, WHO meminta pemerintah melibatkan para pemuka agama sejak awal dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat secara aktif terlibat mengomunikasikan keputusan apa pun yang mempengaruhi peristiwa yang berhubungan dengan Ramadan.

Strategi komunikasi yang kuat sangat penting untuk menjelaskan kepada publik alasan pengambilan keputusan.

Instruksi yang jelas harus diberikan dan penting bagi masyarakat untuk mengikuti kebijakan nasional.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved