BREAKING NEWS 23 April Desa Adat Ketewel Gelar Nyepi Sipeng, Warga Tidak Boleh Keluar Rumah
Desa Adat Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, akan menggelar sipeng (Nyepi) atau tidak boleh keluar rumah, Kamis (23/4/2020).
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Desa Adat Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, akan menggelar sipeng (Nyepi) atau tidak boleh keluar rumah, Kamis (23/4/2020).
Hal ini serangkaian upacara tawur kesanga yang akan digelar Rabu (22/4/2020).
Meskipun Desa Adat Ketewel akan nyepi, namun mereka tidak menutup jalan raya, melainkan hanya berlandaskan kesadaran semua orang yang tinggal di lingkungan Desa Adat Ketewel.
Jro Bendesa Ketewel, I Wayan Ari Suthama, Selasa (21/4/2020) membenarkan pihaknya akan menggelar sipeng pada 23 April 2020 ini.
Sipeng ini berkaitan dengan upacara tawur kesanga.
Ari menjelaskan sesuai dresta (aturan), Desa Adat Ketewel tidak menggelar tawur kesanga pada umumnya atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Sebab dresta setempat menilai itu adalah uncal balung atau tidak boleh menggelar upacara keagamaan.
Tawur kesanga di Ketewel, kata dia, dilakukan pada tilem kedasa yang jatuh pada, Rabu (22/4/2020).
“Upacara tawur kesanga kami gelar pada Rabu, dan besoknya sipeng (nyepi). Seperti Hari Suci Nyepi, sipeng ini kami gelar 24 jam, dimulai dari jam 6 pagi, berakhir jam 6 pagi esoknya. Kami tidak menutup jalan raya. Sipeng ini hanya intern.
Baik itu krama adat yang asli Ketewel maupun krama tamu yang tinggal di Desa Ketewel tidak boleh keluar rumah.
Di sini ada 11 banjar, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.544 orang, dengan total warga kurang lebih 8.000 jiwa,” ujar lulusan sarjana hukum tersebut.
Ari mengatakan, sebelum sipeng, pihaknya telah memberikan sembako untuk semua KK di Desa Adat Ketewel, yang bersumber dari pengelelolaan LPD Ketewel, total sembako yang dibagikan 15 ton beras, ribuan telur, 5.000 masker dan disinfektan.
Namun KK yang mendapatkan bantuan yang bersumber dari dana LPD ini, kata dia, adalah yang tidak mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.
“Untuk melaksanakan sipeng itu, terus terang masyarakat memerlukan sembako sebagai pertahanan pangan dan menguatkan mentalitas, supaya mentalnya tidak down, karena ada virus ini, dan kami sudah menyerahkan sembako di masing-masing KK pada 17 April 2020, sumbernya dari dana pengelolaan LPD.
Namun ini hanya untuk yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebab masyarakat yang tidak mendapat bantuan ini, merasa pemerintah tidak adil. Maka kami di desa adat segera mengatasi supaya pamor pemerintah tidak jatuh, jadi kami berikan bantuan ini,” tandasnya.
Terkait virus covid-19 di wilayahnya, Jro Bendesa Ketewel mengatakan sejauh ini, masyarakatnya terhindar dari virus tersebut.
“Astungkara yang positif tidak ada, yang datang dari luar negeri ada beberapa, tapi dalam artian masih negatif,” ujarnya. (*)