Contoh Perjuangan Kartini Milenial, Selly Mantra: Perempuan Jadi Lilin-lilin Kecil dalam Keluarga

Pasalnya pada hari tersebut diperingati sebagai kebangkitan emansipasi wanita yang dipelopori oleh perempuan bernama RA Kartini.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Humas Pemkot Denpasar
IA Selly Dharmawijaya Mantra saat membagikan masker di pasar tradisional di Denpasar 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Setiap 21 April merupakan momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh wanita di seluruh Indonesia.

Pasalnya pada hari tersebut diperingati sebagai kebangkitan emansipasi wanita yang dipelopori oleh perempuan bernama RA Kartini.

Namun, pada perayaan Hari Kartini tahun ini tak seperti perayaan tahun-tahun sebelumnya.

Para perempuan merayakannya dari rumah masing-masing mengikuti imbauan pemerintah yang menerapkan social distancing maupun physical distancing.

Bobol Mini Market di Tohpati Denpasar, Pria Asal Sukawati Ini Diciduk Polsek Dentim

GOW Jembrana Peringati Hari Kartini dengan Berbagi Masker dan Penyemprotan Disinfektan

Beberapa Mall di Badung Masih Tetap Beroperasi Ditengah Pandemi Covid-19,Satpol PP Badung Ungkap Ini

Hal tersebut juga dilakukan oleh istri walikota Denpasar, IA Selly Fajarini atau yang lebih dikenal dengan IA Selly Dharmawijaya Mantra.

Dihubungi, Selasa (21/4/2020), Selly mengatakan pada masa pandemi Covid-19 ini, perempuan sekarang harus mampu menggerakkan rasa solidaritas dan meningkatkan jiwa gotong royong untuk ikut bersama melawan Covid-19.

Dirinya pun mengaku turut melakukan gerakan tersebut dengan membuat gerakan 10 ribu masker.

“Saya buat gerakan 10 ribu masker dan sudah terkumpul 23 ribu sampai saat ini dan sudah disebar ke seluruh pasar-pasar tradisional. Ini salah satu bentuk gerakan solidaritas yang saya lakukan,” katanya.

Dalam melakukan gerakan ini, dirinya pun merasa kaget.

Awalnya ia berpikir, bahwa tak banyak orang yang akan turut serta apalagi keadaan sedang tak menentu.

Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang sangat antusias mengikuti gerakan yang digagasnya.

“Dalam kondisi seperti ini ternyata banyak yang ikut serta dan justru membuat saya semakin terpacu. Sebenarnya kalau mau kan saya bisa minta Dinas-Dinas untuk mengumpulkan masker, tapi saya tak mau, saya menunggu kesadaran,” katanya.

Sebagai seorang perempuan, istri Walikota sekaligus sebagai ibu rumah tangga, ia berharap kepada semua perempuan untuk bisa menjadi lilin kecil dalam keluarga.

Perempuan bisa memberikan penerangan di saat masa sulit karena pandemi ini.

“Saya harap perempuan dalam keluarga bisa menjadi penenang, penghangat, itu tugas kami minimal di dalam rumah tangga,” katanya.

Dirinya juga melihat, di saat pandemi ini, kreativitas perempuan semakin meningkat.

Banyak perempuan yang terkena PHK maupun dirumahkan dari tempat kerjanya bangkit dengan membuat usaha baru semisal engan membangun UMKM berbasis online.

“Saya bangga perempuan-perempuan tak putus asa, tetap berkarya dalam situasi seperti ini dan sekaligus membantu perekonomian keluarga dengan membuat usaha kuliner online misalnya. Bahkan kreativitas mereka semakin meningkat. Mereka berlomba-lomba membuat sesuatu untuk membantu ekonomi keluarga,” katanya.

Ia melihat, perjuangan untuk hidup perempuan saat ini sangat luar biasa.

Apalagi dengan adanya social distancing ini, perempuan semakin sibuk.

Namun ada kompensasi karena ada kebijakan Work From Home (WFH) sehingga menjadi lebih fokus pada keluarga.

Perempuan juga harus berperan aktif dalam keluarga khususnya bagi yang telah berumah tangga.

“Perempuan khususnya yang telah menjadi ibu harus memberikan pengertian pada anak-anaknya tentang Covid-19, apa itu, kenapa tidak boleh keluar rumah. Ibu rumah tangga yang bisa memberikan pengertian pada anak-anaknya,” katanya.

Selain itu, seorang ibu juga harus kreatif untuk mengajak anak-anaknya bisa betah di rumah dalam menjalani social distancing ini.

“Seorang ibu harus kreatif, ini kan sudah sebulan anaknya belajar di rumah. Nah bagaimana anak-anak bisa mengisi waktu luangnya yang tadinya ke sekolah biar tidak stres. Sehingga mau tidak mau harus lebih kreatif misalnya dengan mengajak memasak atau kegiatan lainnya,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved