Kisah WNI Berpuasa di Eropa
Ramadhan Musim Panas di Inggris dan Godaan Bagi Wahyu
Wahyu menjelaskan, secara kultur, suasana berpuasa di Inggris dan di Indonesia sangat jauh berbeda.
Hal tersebut menjadi sebuah cobaan baginya yang sedang berpuasa.
"Puasa di tengah Covid-19 ini kita di rumah saja. Alhamdulillah kan, dengan begitu mungkin kita menjadi lebih khusuk karena kita tidak perlu berkeliaran ke mana-mana di musim panas ini," katanya.
"Minim gangguan jadinya, karena biasanya di musim panas gini orang-orang pakai bajunya minimalis," sambung Wahyu menceritakan.
Wahyu menceritakan, banyak hal yang ia rindukan tentang berpuasa di Indonesia.
Salah satu yang paling dirindukannya yakni tarawih berjamaah, kemudian pulang ke rumah masing-masing sembari mengobrol.
Di Inggris budaya seperti itu tidak ada karena perbedaan kultur.
"Karena perbedaan kultur, kadang saya rindu mendengarkan suara bedug. Suara adzan di sini pun tidak terlalu keras lewat speaker. Karena memang jumlah masjidnya sedikit. Kadang saya juga kangen beberapa momen berpuasa di Indonesia. Misalnya ngobrol sama tetangga sembari berjalan kaki bersama sepulang tarawih," terang Wahyu. (tribun network/genik)