Ngopi Santai
Corona dan Lockdown Pun Jatuh Cinta
kira-kira 22 hingga 25 tahun dari sekarang, Corona dan Lockdown saling jatuh cinta lalu sepakat mengikat janji suci perkawinan
Penulis: DionDBPutra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Wabah virus corona telah menyebabkan penderitaan besar di seluruh dunia," ujar Tupas yang mengekspresikan kelegaan setelah persalinan buah cintanya berjalan lancar.
"Saya ingin namanya (bayi) mengingatkan kami bahwa Covid tidak hanya membawa penderitaan namun juga keberkahan buat kita semua," ujarnya semringah.
Begitulah asal muasal nama putri mereka menjadi Covid Marie.
Tupas mengatakan meskipun dia telah menerima sejumlah kritik di media sosial karena pilihannya yang tidak lazim, dia tidak akan terpengaruh.
"Dia mungkin akan mengalami bullying, tapi saya hanya akan mengajari putri saya untuk menjadi orang yang baik. Kami tidak ada pertimbangan lain," tandasnya.
Lagi-lagi terjadi di negeri kebanggaan petinju hebat Manny Pacquiao.
Seorang anak yang lahir pada 15 Maret 2020 di Fipina diberi nama Covid Bryant.
Kabar ini viral cepat di Twitter melalui unggahan akun @ninacayosa.
Nama tersebut merupakan kombinasi dari Covid dan nama belakang Kobe Bryant, bintang basket dunia yang meninggal dalam kecelakaan helikopter Januari 2020 lalu.
Dilansir dari Mirror, seorang warganet mengomentari unggahan tersebut dengan menulis "Anak ini akan di-bully pada waktunya nanti."
Kemudian warganet lain melontarkan candaan "Anak ini akan mengubah dunia. Hahaha."
"Para orangtua seharusnya berkonsultasi dulu sebelum menamai anaknya. Bryant nama yang oke, tapi menamai anakmu dengan nama virus? Serius?" tulis warganet lainnya.
Satunya lagi berkomentar, "Ini benar-benar 2020."
Pada 6 April 2020, dua orang ibu di India Tenggara memiliki ide serupa terpinspirasi dari saran dokter tempat kedua ibu itu melahirkan bayi mereka.
Bayi yang satu bernama Corona Kumar, satunya lagi Corona Kumari. SF Basha, dokter yang memberi usul nama berkata, "Saya katakan pada mereka hal ini bisa membantu menciptakan kesadaran tentang penyakit dan menghapus stigma terkait virus corona. Saya terkejut, mereka setuju."