Corona di Bali
Diisukan tak Dapat rekomendasi BNPB, Dinkes Klungkung Nyatakan Tak Gunakan Alat Rapid Test Vivadiag
Alat rapid test tersebut, sempat diisukan tingkat keakuratannya diragukan dan tidak direkomendasi BNPB.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Dinas Kesehatan Klungkung selama ini tidak menggunakan alat rapid test bermerek Vivadiag.
Alat rapid test tersebut, sempat diisukan tingkat keakuratannya diragukan dan tidak direkomendasi BNPB.
"Kebetulan yang kami dapat di Klungkung bukan rapid tes itu. Selama ini tidaK ada masalah dengan alat rapid test yang kami gunakan," ujar Kadiskes Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni, Senin (4/5/2020).
Selain mendapat distribusi alat rapid test dari Dinkes Provinsi Bali, Dinkes Klungkung juga melakukan pengadaan alat rapid test secara mandiri sebanyak 200 unit.
• Donald Trump Yakin AS Akan Selesaikan Vaksin Virus Corona Pada Akhir 2020
• Arti Mimpi Melihat Orang Terdekat Meninggal Dunia, Introspeksi Diri hingga Panjang Umur
• Pengangguran di Kota Denpasar Meningkat 0.4 Persen Tahun 2019, Didominasi Lulusan Universitas
" Kami juga ada pengadan alat rapid test, hanya saja jumlahnya tidak banyak, hanya 200 alat test dan bukan produk Vivadiag," ungkapnya.
Adi Swapatni juga menyebutkan, dirinya mendapat informasi dari stafnya, jika ada daerah yang menerima distribusi rapid test Vivadiag agar dikembalikan ke Pemprov Bali.
" Saya tidak terima pesan itu, tapi saya dapat info dri staf spupaya kalau da yang terima alat rapid test vivadiag untuk dikembalikan ke provinsi," jelasnya.
Sebelumnya sempat beredar pesan berantai di pesan whatapp, yang berisikan informasi bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah membeli 4.000 unit alat rapid test merek Vivadiag.
Disebutkan alat rapid test ini sudah dipakai saat rapid test massal tahap pertama di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli pada 30 April 2020.
Dalam pesan itu menyebutkan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak pernah mengeluarkan rekomendasi terhadap alat rapid test tersebut.
Namun Kepala Dinas Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya sebelumnya menyatakan, di laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Nasional ada nama produk Vivadiag sebagai salah satu alat rapid test yang direkomendasikan.
Berdasarkan itu pula pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali berani untuk membeli 4000 unit alat rapid test Vivadiag. (*)