Terpukul Akibat Corona, Uber Bakal PHK 3.700 Pegawai

Perusahaan teknologi penyedia aplikasi transportasi Uber mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.700 pegawainya.

Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, NEW YORK - Perusahaan teknologi penyedia aplikasi transportasi Uber mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.700 pegawainya.

Angka tersebut setara dengan 14 persen dari total pegawai Uber. Langkah tersebut diambil lantaran bisnis Uber terpukul akibat virus corona atau Covid-19.

Dilansir dari BBC, Jumat (8/5/2020), CEO Uber Dara Khosrowshahi mengungkapkan, dirinya juga akan memotong gaji pokoknya hingga akhir tahun 2020 ini.

Adapun gaji Khosrowshahi pada tahun 2019 dikabarkan mencapai 1 juta dollar AS.

Polisi Tangkap Youtuber Ferdian Paleka, Pelaku Prank Sembako Sampah ke Waria

Seluruh Isi Warung Ludes Terbakar, Marsa Alami Kerugian Ratusan Juta

Soal dan Jawaban Program Belajar dari Rumah TVRI 8 Mei 2020, Sahabat Pelangi: Kabar Kabur

Pengumuman ini muncul sehari sebelum Uber mempublikasikan kinerja keuangan kuartalannya.

Bahkan sebelum virus corona merebak, Uber kesulitan menyeimbangkan keuangannya.

Pada tahun 2019, Uber dilaporkan rugi 8,5 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 128 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).

Uber menyatakan, PHK karyawan akan dilakukan pada departemen customer support dan rekrutmen.

Uber pun akan membayar uang pesangon dan biaya lainnya sebesar 20 juta dollar AS atau setara sekira Rp 301,2 miliar.

Para eksekutif Uber pada Maret 2020 lalu mengingatkan bahwa permintaan layanan taksi online-nya anjlok lebih dari 60 persen di kawasan-kawasan zona merah virus corona.

Namun, pemesanan makanan via layanan Uber Eats meningkat.

Begini Penjelasan MUI Soal Dukhan Tanda Kiamat pada Jumat 8 Mei 2020: Itu Hadist Palsu

DBD Jadi Ancaman Mematikan yang Intai Keluarga di Dalam Rumah

Agenda Setahun Mikha Tambayong Hancur karena Covid-19

"Karena kita tidak tahu berapa lama pemulihan akan terjadi, kami mengambil langkah-langkah untuk menghemat biaya, sejalan dengan skala bisnis kita saat ini," ujar pihak Uber dalam pernyataan tertulisnya.

Bisnis Uber sangat bergantung pada operasional di kota-kota besar di dunia.

Namun, kota-kota tersebut terdampak paling parah dalam pandemi virus corona. Tahun lalu, sebanyak empat kawasan metropolitan di AS, termasuk New York dan San Francisco, serta London menyubang 23 persen pendapatan Uber.

Dan Ives, analis dari Wedbush Securities memandang, PHK yang dilakukan Uber menyakitkan, namun harus dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved