Kecanduan Makanan Manis Berdampak Buruk Pada Kesehatan Anak, Ini 5 Cara untuk Mengatasinya
Seberapa burukkah gula untuk seorang anak? Terlalu banyak gula juga dapat memengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif anak.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tribunners, apa Kamu suka memakan makanan manis ?
Hampir semua anak-anak menyukai makanan yang manis.
Biasanya para orangtua suka memberikan makanan manis saat anak-anak mulai menangis atau merengek.
Umumnya anak-anak suka makanan manis karena mengandung gula.
• Meski Ada PSBB, Youtuber Ferdian Paleka Bisa Berpindah Kota, Bagaimana Caranya?
• Berhenti Makan Gula Hingga Rajin Olahraga, Ini Rahasia Awet Muda Wulan Guritno
• 5 Zodiak Ini Jago Memasak, Libra Adalah Pecinta Kuliner, Gemini Gemar Wisata Kuliner
Misalnya, cokelat, permen warna-warni, cookies, dan es krim.
Tapi, tahukah Anda lonjakan gula yang (untungnya hanya) sementara, tetap bisa berefek buruk pada kesehatan anak?
"Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas," kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.
Itu sebabnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak mengkonsumsi gula tambahan sama sekali.
Sedangkan, anak-anak 2 tahun atau lebih tua hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.
Seberapa burukkah gula untuk seorang anak?
Gula memang manis dan menyenangkan, tetapi masalahnya akan terjadi setelah itu.
"Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan peningkatan gula darah yang besar dari waktu ke waktu," jelas Hyland.
Hasilnya?
Tentu saja risiko resistensi insulin, prediabetes, dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Terlalu banyak gula juga dapat memengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif anak.