Usai Salah Kabarkan Pemimpin Korut Kim Jong Un Meninggal, 2 Pria Ini Minta Maaf & Diusulkan Dipecat
Beberapa orang yang mengabarkan soal kondisi kesehatan Kim Jong Un kini sudah meminta maaf.
TRIBUN-BALI.COM - Kabar Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un meninggal dunia ternyata tidak benar.
Setelah isunya simpang siur selama 20 hari, Kim Jong Un akhirnya kembali muncul ke publik dalam peresmian sebuah pabrik pupuk.
Berbagai analisa menyangkut kematian Kim Jong Un pun pupus.
Beberapa orang yang mengabarkan soal kondisi kesehatan Kim Jong Un kini sudah meminta maaf.
• Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan di Indonesia Tahun 2020,STAN Batalkan Penerimaan Mahasiswa Baru
• WIKI BALI - Ramalan Zodiak 9-16 Mei 2020, Pisces Cobalah Lebih Membuka Diri, Bagaimana Zodiakmu ?
• Adi Kurdi Meninggal Dunia, Peran Abah di Keluarga Cemara, Begini Ungkapan Novia Kalopaking
Bahkan nasib mereka jadi kurang baik.
Inilah daftar orang-orang yang meminta maaf :
Thae Yong-Ho
Thae Yong-Ho adalah Seorang pembelot Korea Utara.
Thae Yong-ho mengeluarkan permintaan maaf untuk klaimnya pada Senin (4/5/2020).
Thae Yong-ho adalah mantan wakil duta besar untuk Inggris.
Ia juga merupakan satu dari dua pembelot terpilih untuk parlemen Korea Selatan bulan lalu
"Saya sadar, salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat."
"Apa pun alasannya, aku meminta maaf kepada semua orang."
Ji Seong-ho
Seorang pembelot Korea Utara lainnya yang terkemuka adalah Ji Seong-ho.
Ia juga terpilih dalam parlemen Korea Selatan.
Ji Seong-ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media, ia 99 persen yakin, Kim Jong Un telah meninggal setelah operasi kardiovaskular.
Ji Seong-ho juga menyebut pengumuman resmi akan datang secepatnya pada hari Sabtu.
"Saya telah merenungkan diri selama beberapa hari terakhir, dan merasakan beratnya posisi yang saya hadapi," kata Ji dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai tokoh publik, saya akan bersikap hati-hati saat bertindak."
Ji Seong-ho mengatakan kepada Reuters pada Jumat (1/5/2020), menerima informasi tentang kematian Kim Jong Un dari sumber yang tidak bisa ia ungkapkan.
• Harga Hand Sanitizer Mulai Turun di Kota Denpasar
• Begini Update Peringkat Emiten dari Pefindo, Dari Outlook Negatif hingga Default
• Ramalan Zodiak 10 Mei 2020, Libra Membuat Musuh Makin Iri, Sagitarius Sedang Disiplin Tingkat Tinggi
Diusulkan Dipecat
Sementara itu, Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan pun mengkritik kedua pembelot Korea Utara itu karena kecerobohannya.
Bahkan, salah satu anggota partai mendesak mereka untuk dikeluarkan dari komite intelijen dan pertahanan.
Sementara yang lain mengatakan, para pembelot itu berkontribusi meski hanya sedikit bagi masyarakat Korea Selatan.
Partai dari Ji Seong-ho mengakui, Ji Seong-ho telah membuat pernyataan "gegabah, ceroboh".
Namun, mereka mengkritik partai yang berkuasa karena telah memicu kebencian terhadap mereka.
Menghilang 3 Minggu
Kim Jong Un disebut meninggal dunia karena menghilang dari media pemerintah selama tiga minggu.
Saat itu, muncul pula kekhawatiran tentang prospek negara bersenjata nuklir itu jika terjadi suksesi mendadak.
Desas-desus itu kemudian diruntuhkan pada Sabtu (2/5/2020) ketika media Korea Utara menerbitkan foto dan video Kim di upacara pemotongan pita untuk peresmian pabrik pupuk.
Pembawa acara Sky Outsiders James Morrow mengatakan kepada pemirsa Australia, Kim Jong mungkin telah menarik "manuver Stalinis klasik" untuk melihat apa tanggapan masyarakat.
Sekarang mungkin saja Kim Jong Un akan menggunakan hasil dari respons kehilangannya untuk mulai "membersihkan" orang-orang yang ia yakini berkomplot untuk mengambil alih.
Kemunculan kembali sang pemimpin sekaligus merusak kredibilitas para pembelot yang mengatakan Kim Jong Un kritis bahkan telah meninggal.
Diberitakan sebelumnya, dua orang pembelot Korea Utara minta maaf telah memberikan kabar yang salah mengenai kesehatan Kim Jong Un.
Mantan diplomat senior Korea Utara meminta maaf karena telah berkata, Kim Jong Un mungkin sangat sakit sehingga tidak bisa berdiri, The Guardian melaporkan.
Para pembelot terkenal dari Korea Utara berspekulasi, Kim Jong Un menderita penyakit serius bahkan bisa meninggal dunia.
Namun kemudian, media Korea Utara pada hari Sabtu (2/5/2020) menyiarkan video kemunculan Kim Jong Un saat menghadiri upacara pemotongan pita untuk peresmian pabrik pupuk.(*)