Corona di Bali
Terkait Alat Rapid Tes Vivadiag, Suarjaya : Intinya Tidak Ada Alat yang Rusak
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya telah mengonfirmasi terkait alat rapid tes dengan merk Vivadiag ke Kemenkes.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya telah mengonfirmasi terkait alat rapid tes dengan merk Vivadiag ke Kemenkes.
Saat dikonfirmasi, dr. Suarjaya mengatakan semua alat kesehatan dan farmasi harus memiliki izin edar serta manfaat.
Jika terdapat alat yang tidak tidak berfungsi harus dikoordinasikan dengan Kemenkes agar dimonitoring serta dievaluasi.
"Kalau ini sudah jelas ada perbedaan yang mencolok antara alat kesehatan satu dengan yang lain. Berbeda sekali yang satu reaktif dan yang satunya lagi non reaktif."
"Tentu ada masalah di sini. Kita sudah mengirim sampel dan juga alat rapid sesuai dengan nomor batch atau seri yang sama. Dan hasilnya belum dapat dari Kemenkes," ujar, dr. Suarjaya pada, Senin (11/5/2020).
• Disediakan Ruang Karantina di Bandara dan Pelabuhan, 3 Poin Dipertegas dalam Raperda Kesehatan
• Intelijen Amerika Serikat Selidiki Laboratorium Wuhan Yang Tutup Mendadak Pada Oktober 2019
• Toya: PKM Tak Sama dengan PSBB,Harus Miliki Tujuan Jelas Jika Akan ke Denpasar & Wajib Lengkapi Ini
Dr. Suarjaya mengatakan dari awal provinsi memang sama sekali tidak memiliki alat deteksi, seperti rapid tes dan sebagainya.
Maka dari itu pemerintah rencanakan pembelian APD (alat pelindung diri) dan rapid tes.
Kemudian melakukan sistem pre-order. Pada saat itu pihak yang membeli alat rapid tes juga cukup banyak sehingga berebut.
Kemudian datang juga dropping alat rapid tes dari pusat.
"Lalu setelah menipis datanglah alat ini, semua provinsi membeli alat ini termasuk Jakarta. Untuk di Bali, Provinsi dan Badung yang membeli alat rapid tes tersebut."
• BKKBN Bali Khawatir Kehamilan Meningkat di Masa Pandemi Covid-19, Begini Alasannya
• WIKI BALI - Ini Nama Rektor Hingga Senat ISI Denpasar
• Dishub Gianyar Rancang BLT Bagi Sopir Angkutan Siswa
"Badung melakukan pengadaan sendiri dengan membeli alat rapid tes merek yang sama yaitu, Vivadiag. Kita membelinya dari penyedia yang memang memiliki izin," imbuhnya.
Sementara untuk standar akurasi dari alat rapid tes, tergantung dari Kemenkes yang mempunyai ranah untuk mengecek tingkat akurasi.
"Nanti kan ada sensitifitasnya dan akurasinya. Jika dilihat dari brosurnya, akurasi dan senisitivitasnya sebesar 95% dan termasuk baik," terangnya.
Dr. Suarjaya juga menambahkan dengan kondisi seperti ini segala merk alat rapid tes akan digunakan namun tidak sembarangan.
"Intinya tidak ada alat yang rusak namun dari segi sensitif dan akurasinya saja yang kurang," sambungnya. (*)