Virus Corona

Upaya China Racik Vaksin Covid-19 Dihantui Pengalaman Buruk, Begini Sebabnya

Terkini dari 8 uji klinis vaksin Covid-19, 5 diantaranya dilakukan di China. Kendati demikian, peracikan vaksin virus corona oleh China ternyata

Editor: Ady Sucipto
kompas.com
ilustrasi vaksin 

"Biasanya kita melakukan tes pertama dulu, kemudian sesuai dengan hasilnya kita melakukan tes kedua. Namun untuk menghemat waktu kami melakukannya dalam waktu bersamaan."

Pakar menjadi bagian dari kelinci percobaan

Sebuah perusahaan China lainnya, CanSino Biological Institute melakukan pendekatan yang sedikit berbeda dalam menemukan vaksin.

Mereka bekerja sama dengan institut penelitian militer China.

Pakar masalah virus dari lembaga militer tersebut, Chen Wei, difoto ketika sedang disuntik berdiri di depan bendera Partai Komunis China.

"Virus ini tidak pandang bulu, namun kita percaya dengan mukjizat," kata Dr Chen kepada media lokal.

Dalam wawancara terpisah, Chen Wei mengatakan mereka yang terlibat dalam uji coba "percaya dengan teknologi negeri sendiri".

Saat ini ada lebih dari 100 upaya mengembangkan vaksin Covid-19 di seluruh dunia, namun baru ada delapan yang sudah dalam tahap uji coba klinis.

Sebanyak 5 di antaranya dilakukan oleh perusahaan atau lembaga penelitian milik pemerintah China.

Namun melihat sejarahnya dalam pengembangan vaksin, China memiliki masa lalu yang buruk.

Dua tahun lalu, sebuah skandal besar terjadi ketika lebih dari 200.000 anak-anak mendapatkan vaksin diphtheria, tetanus, dan batuk yang tidak efektif.

Perusahaan yang sama Changchun Changsheng juga mendapat hukuman karena memalsukan produksi dan catatan pemeriksaan berkenaan dengan vaksin rabies.

Salah satu perusahaan yang sekarang terlibat dalam uji klinis Covid-19, Wuhan Institute of Biological Products, juga pernah dihukum karena kesalahan prosedur dalam membuat vaksin DPT di tahun 2016.

Namun masalah yang dihadapi ilmuwan China sekarang adalah bahwa mereka yang tertular Covid-19 semakin berkurang, sehingga berpengaruh pada uji klinis tahap ketiga.

Dengan semakin sedikitnya infeksi baru, pengembangan vaksin jadi semakin susah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved