Corona di Bali

Dulu Hanya Hobi Kini Banjir Order, Cerita Dewa Ayu Kembangkan Pembibitan di Masa Pandemi Covid-19

Awalnya sekadar hobi, namun seiring berjalannya waktu, justru banyak orang yang memesan bibit tanaman ke dirinya

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Ayu Raka Suastini (46) dan suaminya, Dewa Nyoman Sudiana (49) sedang mengatur berbagai tanaman yang ia kembangkan di teras rumahnya, Dusun Semeagung, Desa Tusan, Klungkung, Bali, Rabu (20/5/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Di saat masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat mulai banyak menghabiskan waktu untuk berkebun.

Beberapa rumah pembibitan tanaman pun mulai banjir order.

Hujan baru saja mereda di Dusun Semeagung, Desa Tusan, Klungkung, Rabu (20/5/2020) sekira pukul 10.30 Wita.

Ketika itu, Dewa Ayu Raka Suastini (46) dan suaminya, Dewa Nyoman Sudiana (49), sedang sibuk menyemai bibit cabai di teras rumahnya.

Wanita yang juga Ketua Kelompok Wanita Tani Puspa Sari Desa Tusan itu mengungkapkan, saat masa pendemi Covid-19 seperti saat ini, memang cukup banyak order bibit tanaman dari warga.

"Para pekerja yang dirumahkan, daripada bengong mereka banyak yang mulai berkebun," ujar wanita yang juga sebagai karyawan di salah satu asuransi tersebut.

Kediaman pribadinya saat itu tak ubahnya seperti rumah pembibitan.

Beraneka tanaman ada di setiap sudut rumahnya, mulai dari tanaman cabai, terong, daun mint, hingga tanaman hias, dan tabulampot (tanaman buah dalam pot) juga ada di halaman rumahnya.

"Kebetulan suami saya seorang sopir pariwisata freelance juga dirumahkan, jadi dia yang sekarang membantu saya mengembangkan budidaya tanaman ini," jelasnya.

Dewa Ayu Raka menceritakan, ia mulai bercocok tanam tumbuhan dengan media pot sejak tahun 2018 silam.

Awalnya sekadar hobi, namun seiring berjalannya waktu, justru banyak orang yang memesan bibit tanaman ke dirinya.

"Awalnya hanya teman kerja, tapi berkembang banyak yang memesan tanaman di saya," jelasnya.

Bahkan, Dewa Ayu Raka sempat rutin mengirim bibit tanaman ke Nusa Penida.

Hanya saja karena pandemi Covid-19, membuat dirinya tidak dapat mengirim bibit tanaman ke Nusa Penida.

Mengingat sejumlah jasa penyeberangan penumpang menuju Nusa Penida, ditutup sementara.

"Dulu (sebelum pandemi) setiap dua bulan sekali saya rutin kirim bibit bisa cabai, terong, dan sabagainya ke Nusa Penida. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi," jelasnya.

Beruntung saat ini permintaan di Klungkung daratan justru meningkat sekitar 10 persen.

Bahkan warga di luar Klungkung, seperti Bangli dan Gianyar ada yang membeli bibit tanaman darinya.

Sehingga hal ini cukup bisa menopang ekonomi keluarga saat masa pandemi seperti sekarang ini.

"Jika ada yang memesan selalu saya layani. Terkadang saya antar langsung ke pemesan, dengan mengendarai sepeda motor bersama suami. Saya beruntung ada suami yang bisa membantu," ujarnya, sembari tersenyum.

Ia juga mengungkapkan, keuntungan tidak semata-mata menjadi orientasi Dewa Ayu Raka dalam menekuni hobinya tersebut.

Ia ingin warga di sekitarnya tetap bisa bertani dan berkebun, meski hanya di halaman rumah.

Terlebih beberapa tumbuhan seperti cabai, terong, tomat bisa dimanfaatkan sahari-hari.

"Jika ada yang tertarik bercocok tanam, saya akan ajarkan dengan senang hati. Saya juga ingin buka mindset ke para pemuda, agar tidak meninggalkan pertanian," harapnya. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved