Banjir di Bali

KISAH Warga Terdampak Banjir di Kusamba, Kukul Bulus Terdengar Dini Hari, Sempat Bertahan di Sanggah

Ia mulai bersih-bersih setelah warungnya diterjang banjir akibat air Sungai Candi Gara yang meluap, Rabu (10/9/2025) dini hari.

ISTIMEWA
BANJIR - Ia mulai bersih-bersih setelah warungnya diterjang banjir akibat air Sungai Candi Gara yang meluap, Rabu (10/9/2025) dini hari. 

TRIBUN-BALI.COM -  Ni Nengah Bakti (60) mulai membuka warungnya saat ditemui di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kamis (11/9/2025) siang.

Ia mulai bersih-bersih setelah warungnya diterjang banjir akibat air Sungai Candi Gara yang meluap, Rabu (10/9/2025) dini hari.

Lumpur masih tampak mengotori beberapa sudut warungnya. Barang dagangan seperti beras dan tusuk sate, ikut hanyut terbawa banjir.

"Ada beras dan tusuk sate yang rusak karena banjir, untung saya belum beli gula," ujar Ni Nengah Bakti.

Baca juga: KISAH Pilu Rumah Amblas di Badung, Ruth Hanya Lihat Story Adiknya, Adik, Ibu & Ayah Belum Ditemukan!

Baca juga: TEGURAN Alam Pada Bali, Ari Dwipayana Ajak Pejabat Mulat Sarira, Rakyat Jangan Lupa Tri Hita Karana!

Warga di Desa Kusamba, Kamis (11/9/2025) mulai bersih-bersih pasca kebanjiran. Eka Mita Suputra.
Warga di Desa Kusamba, Kamis (11/9/2025) mulai bersih-bersih pasca kebanjiran. Eka Mita Suputra. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra.)

Tergenang banjir bukanlah hal baru bagi Nengah Bakti. Ia mengaku sudah 4 kali rumah dan warungnya yang berlokasi di Banjar Pancingan, Desa Kusamba kebanjiran. Terlebih warungnya yang berada di bantaran sungai.

Tapi diakuinya, banjir yang terjadi Rabu (10/9/2025) dini hari lebih besar dari sebelum-sebelumnya. "Saya sudah 4 kali alami banjir, tapi kemarin yang terbesar," ungkapnya.

Ia mengatakan, hujan deras yang mengguyur seharian membuat warga di Banjar Pancingan waspada. Apalagi wilayah mereka selama ini rawan banjir. Dini hari ia, keluarga dan tetangganya semua siaga karena air semakin tinggi.

"Jam 3 pagi dini hari ada suara kukul bulus, kadus udah datang meminta warga untuk mengungsi karena air semakin tinggi," ungkap dia.

Sebelumnya ia sudah mengamankan barang-barang berharga, agar aman dari banjir. Sementara Ni Nengah Bakti lebih memilih bertahan di bangunan sanggahnya, yang lokasinya lebih tinggi.

"Sanggah saya kan lokasinya agak tinggi, saya ke sana, bertahan di Balai Piasan. Banyak warga lalu mengungsi, karena memang air sudah tinggi sekali," ungkapnya.

Meskipun demikian, ia merasa sangat diperhatikan. Pasca bencana, pemerintah hingga relawan memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi warga setempat.

"Beruntung juga banjir kemarin airnya cepat surut, warga sore kemarin sudah banyak pulang ke rumah. Kebetulan rainan, biar mereka tetep bisa maturan," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan, Putu Sintia Dewi. Wilayahnya selama ini menjadi langganan banjir. "Kalau banjir pada tahun 2021 lalu, kejadiannya 11 September. Sementara banjir kemarin kejadiannya 10 September. Banjir kemarin lebih besar," ungkapnya.

Ia berharap pemerintah bisa memberikan solusi, agar masalah banjir yang sering terjadi di wilayahnya dapat teratasi. (mit)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved