Corona di Dunia
Waspada Gejala Baru Virus Corona, Sulit Berbicara hingga Halusinasi, Begini Penjelasan Para Pakar
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh
TRIBUN-BALI.COM - Para pakar Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan gejala baru virus corona yang muncul: kesulitan berbicara dan halusinasi.
Sebelumnya, gejala-gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi virus corona adalah demam, sesak napas, batuk, flu, dan bisa juga tidak tampak gejala klinis.
Melansir Metro, WHO menyatakan, kesulitan berbicara dan kurangnya gerakan juga bisa menjadi gejala virus corona.
"Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus," ujar pakar WHO.
• Peningkatan Tertinggi, Hari Ini Kasus Positif COVID-19 Bertambah Signifikan Capai 973 Orang
Kesulitan berbicara
WHO menjelaskan, gejala serius dari terinfeksi virus corona yakni kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri atau tekanan di dada, dan kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak.
Para ilmuwan telah memperingatkan, kesulitan dalam berbicara juga bisa menjadi tanda dampak virus corona dan pada kesehatan mental.
Peneliti di Orygen dan La Trobe University di Melbourne melaporkan, beberapa pasien telah mengalami episode psikotik sebagai akibat dari virus corona.
Dr Ellie Brown, penulis utama studi ini, menggambarkan Covid-19 sebagai pengalaman yang membuat stres bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan kompleks.
• Denpasar Tambah Satu Kasus Positif Covid-19, Kasus Transmisi Lokal Terjadi 3 Hari Berturut-turut
Menurutnya, menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi atau tanpa kontak keluarga dapat memicu tekanan psikososial yang substansial, yang menyebabkan episode psikosis.
Pasien juga bisa mengalami gejala seperti halusinasi, pikiran yang terganggu, atau mendengar suara.
Profesor Richard Gray, peneliti lainnya mengatakan mereka yang mengalami psikosis membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menangani pandemi.
"Ini adalah kelompok yang mungkin akan membutuhkan lebih banyak dukungan, dengan isolasi, jarak fisik, mencuci tangan, dan lainnya. Dokter mungkin adalah orang-orang yang perlu berpikir dan bekerja pada hal penanganan pandemi untuk membantu populasi yang rentan ini," ujar Richard.
• Trump Salahkan China atas Pembunuhan Massal Akibat Pandemi Covid-19
Halusinasi
Di sisi lain, para peneliti juga melaporkan ada sejumlah pasien yang mengalami gejala neurologis.