Pot Diubah Jadi Karya Seni Instalasi, Kreativitas Wayan Cemeng Dapat Apresiasi dari Banyak Wisatawan
Letaknya yang strategis, tepat di pinggir Jalan Gunung Sari, Peliatan Ubud ini dekat dengan icon Patung Arjuna merupakan pusat wisata di Ubud.
Penulis: I Nyoman Mahayasa | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, I Nyoman Mahayasa
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ada yang menarik ketika melewati Jalan Gunung Sari Ubud, Gianyar, Sabtu (23/5/2020) ketika melewati jalan ini karena terdapat instalasi pot berbagai motif gerabah dengan sentuhan cat berwarna-warni.
Berawal dari warung biasa, Warung Serayu yang sudah berdiri sejak 20 tahun yang lalu, tempat ini hanya menjual pot untuk keperluan upakara, berkat sentuhan seni Wayan Cemeng pada awalnya hanya ingin mengekspresikan seni lukisnya ke dalam media gerabah menjadi instalasi, karena konsistennya kini hasil karyanya mendapat apresiasi dari banyak wisatawan.
Letaknya yang strategis, tepat di pinggir Jalan Gunung Sari, Peliatan Ubud ini dekat dengan icon Patung Arjuna merupakan pusat wisata di Ubud.
Karya seninya tersebut menjadi salah satu spot instagramable yang banyak dicari di Ubud, berbagai pot gerabah yang ditata dan digantung sedemikian rupa dengan perpaduan warna yang menarik, membuat para wisatawan berdatangan dan mengabadikan momen perjalanan mereka dengan latar belakang tumpukan pot tersebut.
• Sekda Dewa Indra Tegaskan Tidak Ada Instruksi Warga Boleh Keluar Rumah untuk Bekerja
• Siap-siap Kantor dan Tempat Kerja Dibuka Lagi, Ini Panduan Bekerja Aman dari Menkes
• Update Corona di Indonesia, Positif 21.745, Hari Ini Ketambahan Hampir 1.000 Orang
Awalnya, hanya wisatawan asing yang berminat berkunjung dan membeli pot hasil lukisannya.
Banyak pula yang mengabadikan kemudian diunggah di media sosial.
Semakin hari, semakin banyak yang berkunjung ke tempat ini untuk sekadar foto, bahkan ada yang membuat foto pre-wedding hingga syuting video klip.
Meski ia tak memungut bayaran kepada pengunjung yang ingin berfoto namun yang sering membuatnya kesal banyak yang selfie di kendi-kendi itu tidak perimisi untuk melakukan swafoto bahkan banyak yang pecah akibat tersenggol namun ia tetap tidak marah hanya mengingatkan agar tetap berhati hati.
"Saya membuat seni instalasi ini berawal dari suka melukis dan ingin membuat banyak yang tersenyum dengan berbagai warna hasil goresan saya, dengan uang mungkin bisa mengumpulkan benda seperti ini namun rohnya, spirit akan berbeda ada proses dan ada cerita yang membuat karya itu menjadi berbeda," ucap Wayan Cemeng sembari menunjukkan ribuan gerabah di rumahnya
Karena banyak yang tertarik Wayan Cemeng juga membuat kelas membuat gerabah dan melukis gerabah.
Disituasi pandemi saat ini melalui akun facebook dan instagram serayu pot dan terraccotta yang dikelola sang anak I Made Indah Jayanti, ia mengingatkan sesuai dengan anjuran Kemenkes dan pemerintah tidak perlu datang beramai-ramai untuk berfoto di tempatnya karena masih ada waktu lain untuk berswafoto saat situasi sudah kondusif.
Tak kalah dengan sang ayah Made indah jayanti, (26) yang sebelumnya bekerja menjadi fotografer di labuan Bajo, ia pun ikut membuat pot gerabah dengan tambahan tanaman
Berawal dari terkena imbas pandemi, ia yang sebelumnya hanya coba-coba merangkai tanaman dalam pot gerabah tersebut ternyata ada yang beli, kini ia sudah menjual puluhan pot beserta tanamannya hingga ke Denpasar.
Sebelum ia menjual tanamannya ia membuat foto dengan kamera ponselnya lalu diunggah ke medsosnya merangkai berbagai pot dengan berbagai jenis tanaman yang cocok untuk di tempat kerja atau dalam ruangan.
• Meski Gedung Belum Berdiri, SMPN 14 Denpasar Mulai Buka Pendaftaran PPDB Tahun Ajaran 2020/2021
• Oknum Kapolsek di Surabaya Diusir Kapolda Jatim Karena Tertidur saat Rapat Covid-19,Ini Kronologinya
• Agar Tetap Bugar, Penyerang Bali United Hanis Sagara Kolaborasikan Program Latihan
"awalnya hanya untuk senang-senang saya coba taruh didepan warung, eh ternyata ada yang beli akhirnya keterusan" ucap Made Indah saat merangkai tanaman dalam pot gerabahnya.
Ia menjual tanaman beserta potnya mulai dari harga Rp 25.000 hingga Rp 500 ribuan tergantung dari ukuran dan motifnya
Ia membuat sendiri pot gerabahnya dan terus mencari ide-ide yang cocok untuk dijual.(*)