Gerakan Berkebun Organik hingga Hidroponik, Siasat Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Salah-satu kegiatan yang banyak dilakukan selama di rumah belakangan ini adalah berkebun, menanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
General Manager X2 Bali Breakers Resort, Komang Artana mengatakan pihaknya juga mengaku punya strategi lain untuk menjaga keberlangsungan usahanya.
Resort dengan luas areal sekitar 40 are di Kawasan Balangan, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, yang dipimpinnya itu memiliki banyak lahan yang masih kosong.
“Kami mengajak karyawan untuk bertani, menanami lahan yang kosong di sekitar resort, menanam berbagai komoditas pertanian seperti kacang, jagung, ketela pohon dan sereh. Di samping budidaya secara konvensional juga hidroponik,” papar Komang Artana.
Kendati tidak mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang, pihak manajemen resort akan membagi hasil pertanian untuk karyawan.
Hal ini melengkapi kegiatan yang selama ini dilakukan setiap tanggal 10 di mana Bali Breakers Resort membagikan beras, mie instan dan telur.
Sistem Hidroponik
Tak hanya bercocok tanam di atas lahan tanah. Belakangan, banyak juga yang mulai mencoba sistem hidroponik.
Metode hidroponik menjadi satu dari banyak cara yang bisa dilakukan, terutma bagi kita yang memiliki area terbatas.
Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang menggunakan air sebagai media tanamnya.
Hidroponik sebagai sebuah metode dapat dilakukan dengan beberapa teknik, dari yang sederhana hingga yang memerlukan biaya tinggi.
Secara sederhana, Anda bisa memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol, jerigen, ember, dan sebagainya sebagai modulnya.
Ada pula teknik menggunakan instalasi yang memerlukan biaya lebih tinggi seperti sistem DFT atau NFT.
Dilansir dari laman National Geographic Indonesia, yang perlu kita perhatikan dalam metode hidroponik adalah, bahwa metode ini belum tentu cocok untuk beberapa jenis tanaman.
Beberapa jenis tanaman yang paling sering ditanam menggunakan sistem ini antara lain seperti tomat, paprika, melon, kangkung, selada, dan bayam.
Kelebihan sistem ini diantaranya penggunaan lahan lebih efesien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, kualitas lebih baik dan sehat, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, dan pengendalian penyakit dan hama lebih mudah.
Belakangan, muncul juga trend teknik budidaya ikan dalam ember atau Budikdamber, belakangan populer di masyarakat.