Corona di Bali

Para Pengusaha Muda Bali Berupaya Tetap Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menghantam seluruh sendi kehidupan di masyarakat.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
tribun bali/dwisuputra
Ilustrasi virus corona (covid-19) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menghantam seluruh sendi kehidupan di masyarakat.

Akibatnya, masyarakat terganggu dalam melakukan berbagai aktivitas terutama dikalangan dunia usaha.

Pendiri Mangsi Grill, Windu Segara Senet justru mempunyai pandangan yang berbeda.

Dirinya mengatakan, mereka yang merasa terganggu pada masa pandemi Covid-19 karena tidak memiliki kreativitas.

Ini 10 Drakor Gratis yang Bisa Anda Tonton di Viki, Degree of Love hingga Doctor John

Terimbas Pandemi Covid-19, Pengguna Jasa Tol Bali Mandara Turun Drastis Hingga 80 Persen

7 Drakor dan Film Korea Ini Bercerita Tentang Korea Utara, Tampilkan Kisah Romantis yang Unik

Namun bagi kalangan wirausaha, masa pandemi justru akan melahirkan kreativitas.

“Kelihatannya saja para pengusaha itu rileks, tidak bekerja atau malah rebahan. Kenyataannya mereka memanfaatkan masa pandemi sebagai momentum menghasilkan hal-hal baru, mengasah senjata baru, dan melakukan perbaikan. Ketika pandemi berakhir mereka tinggal melakukan aktivasi saja,” tegas Windu.

Hal itu Windu tegaskan dalam webinar bertajuk “Tetap Semangat dimasa Pandemik COVID-19” yang dilaksanakan Inkubator Bisnis Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) via Webex, Sabtu (23/5/2020).

Selain Windu, webinar yang dipandu Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unud Ni Wayan Sri Sutari itu juga menghadirkan Chief Executive Officer (CEO) Harmoni Permata I Putu Hendika Permana dan Owner of Voordurend Love Nyoman Primahita Gunadharma.

Menurut Windu, dunia usaha selalu menghadapi masalah krusial setiap enam bulan atau dua kali dalam setahun.

Masalah krusial itu disebabkan oleh aspek internal maupun eksternal perusahaan.

Dari aspek internal berkaitan dengan sumber daya perusahaan seperti produk.

Sedangkan situasi ekstenal seperti prilaku konsumen atau pasar yang berubah.

Baginya, ide bisnis saat ini hanya bertahan enam bulan dan harus diadaptasikan lagi kepada masyarakat.

Jika ada ide bisnis masih dijalankan lebih dari enam bulan maka menghadapi persaingan berat mengingat pada bulan ke-7 ide bisnis sudah akan diimitasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved