Virus Corona
Benarkah Vitamin D Sebagai Obat Covid-19? Begini Penjelasannya
Semua berawal ketika para peneliti di AS dan Inggris membandingkan tingkat vitamin D dari berbagai negara dengan tingkat kematian corona.
Manfaat vitamin D tidak lebih dari melindungi perkembangan tulang dan otot.
Ini membantu sel-sel saraf otak membawa pesan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D merusak sistem kekebalan tubuh.
Beberapa penelitian menemukan bahwa suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan.
Tetapi infeksi itu bukan Covid-19 dan hingga kini belum diketahui manfaat dari mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi.
Penelitian sedang dilakukan untuk melihat apakah suplementasi dengan D akan berpengaruh.
Tapi saat ini para ahli memperingatkan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi vitamin D.
Dampak konsumsi dosis tinggi
Hal buruk bisa terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin D. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:
- penumpukan kalsium yang beracun dalam darah Anda
- menyebabkan kebingungan
- disorientasi dan masalah dengan ritme jantung
- nyeri tulang
- kerusakan ginjal
- batu ginjal yang menyakitkan.
Dosis harian vitamin D yang disarankan untuk orang di atas 4 tahun adalah 600 IU/hari di AS.
Sedangkan di atas 70 tahun di AS dosisnya mencapai 800 IU/hari.
Sementara itu di Inggris, jumlah yang disarankan adalah 400 IU/hari.
National Health Service Inggris menjelaskan dalam lamannya bahwa tidak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin D dapat mengurangi risiko virus corona.(*)