Virus Corona

Benarkah Vitamin D Sebagai Obat Covid-19? Begini Penjelasannya

Semua berawal ketika para peneliti di AS dan Inggris membandingkan tingkat vitamin D dari berbagai negara dengan tingkat kematian corona.

Editor: Wema Satya Dinata
shutterstock
ilustrasi Vitamin D 

 Manfaat vitamin D tidak lebih dari melindungi perkembangan tulang dan otot.

 Ini membantu sel-sel saraf otak membawa pesan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D merusak sistem kekebalan tubuh.

Beberapa penelitian menemukan bahwa suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan.

 Tetapi infeksi itu bukan Covid-19 dan hingga kini belum diketahui manfaat dari mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi.

 Penelitian sedang dilakukan untuk melihat apakah suplementasi dengan D akan berpengaruh.

 Tapi saat ini para ahli memperingatkan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi vitamin D.

Dampak konsumsi dosis tinggi

Hal buruk bisa terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin D. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:

-          penumpukan kalsium yang beracun dalam darah Anda

-          menyebabkan kebingungan

-          disorientasi dan masalah dengan ritme jantung

-          nyeri tulang

-          kerusakan ginjal

-          batu ginjal yang menyakitkan.

Dosis harian vitamin D yang disarankan untuk orang di atas 4 tahun adalah 600 IU/hari di AS.

Sedangkan di atas 70 tahun di AS dosisnya mencapai 800 IU/hari.

Sementara itu di Inggris, jumlah yang disarankan adalah 400 IU/hari.

National Health Service Inggris menjelaskan dalam lamannya bahwa tidak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin D dapat mengurangi risiko virus corona.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved