Corona di Bali

Penjagaan Masuk Bali Diperketat, Pacalang Bali Ingatkan Potensi Kecolongan di "Jalur Tikus"  

Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memperketat pintu masuk Pulau Dewata

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Manggala Agung Pasikian Pacalang Bali, I Made Mudra saat ditemui Tribun Bali di Pos Pacalang Desa Adat Denpasar, Senin (1/6/2020) siang 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memperketat pintu masuk Pulau Dewata, baik itu melalui Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai maupun di sejumlah pelabuhan.

Pemprov Bali mensyaratkan bahwa pendatang yang masuk ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai harus membawa surat keterangan bebas Covid-19 berdasarkan hasil tes swab berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sementara bagi yang masuk melalui pelabuhan juga harus menunjukkan surat keterangan yang sama namun hanya berbasis tes cepat (rapid test).

Di tengah adanya kebijakan tersebut, Pecalang Bali mengingatkan adanya potensi oknum pendatang yang memanfaatkan "jalur tikus" untuk masuk Pulau Dewata.

Mendapat Masukan dari Desa Adat, Jayanegara Sebut Pemkot Denpasar Akan Kaji Perpanjangan PKM

Akibat Hujan Deras Hingga Timbulkan Longsor, Bongkahan Batu Besar Hantam Rumah Ketut Suda

Lion Air Wajibkan Penumpang Tiba di Bandara 4 Jam Sebelum Jadwal Keberangkatan

Manggala Agung Pasikian Pacalang Bali, I Made Mudra mengatakan, oknum pendatang bisa saja datang ke Bali dengan memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan lain, seperti pelabuhan rakyat dan pelabuhan nelayan.

"Ini bisa saja dimanfaatkan bagi mereka yang ingin ke Bali. Kalau kita lengah bisa saja dia masuk di sana," kata Mudra saat ditemui Tribun Bali di Pos Pacalang Desa Adat Denpasar, Senin (1/6/2020) siang.

Melihat adanya potensi kecolongan ini, Mudra mengimbau kepada pacalang yang wilayahnya mempunyai pelabuhan rakyat/nelayan agar tetap melakukan pemantauan.

"Saya mengimbau kepada seluruh pacalang-pacalang yang ada di Bali, silakan pantau wilayah kita sendiri," pintanya.

Pigcasso Si Babi Jago Melukis, Karyanya Dihargai Rp 60 Juta Hingga Kolaborasi dengan Merek Jam Dunia

Aktor Gaek Dwi Sasono Ditangkap karena Narkoba, Pemeran di Tetangga Masa Gitu, Begini Sosoknya

Aksi Demonstrasi di Washington,Donald Trump Dilarikan ke Bunker Saat Massa Berkumpul di Gedung Putih

Menurutnya, apabila pacalang sudah membagi tugas untuk memantau masing-masing pelabuhan nelayan di wilayah desa adatnya, maka hal itu bisa berjalan efektif untuk mengantisipasi penduduk pendatang yang akan datang ke Bali.

"Nah ini yang tiang tegaskan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan oleh rekan-rekan pacalang," harapnya.

Salah satu pelabuhan rakyat/nelayan yang menjadi sorotan Mudra yakni yang berada di Desa Pengambengan, Jembrana.

Menurutnya, pelabuhan di sana mempunyai aktivitas nelayan yang cukup padat, sehingga bisa saja para oknum pendatang di Bali berpikir menggunakan pelabuhan tersebut guna mengindari ke-crowded-an di Pelabuhan Gilimanuk.

"Bisa saja mereka berpikir menggunakan perahu-perahu nelayan disewa untuk mengangkut mereka untuk nyebrang ke Bali. Masuk dia pelabuhan-pelabuhan nelayan," kata Mudra. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved