Corona di Bali

Pengelola DTW Berbasis Masyarakat di Bali Berharap Pemerintah segera Buka Pariwisata

Dibukanya pariwisata di Bali agar DTW bisa beroperasi kembali setelah tutup selama dua bulan lebih dan sama sekali tidak mendapat income.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Keadaan di Monkey Forest Ubud, Gianyar, Bali ditengah Pandemi Corona, Tetap Diberi Makan 3 Kali Sehari 

Dalam Webinar yang dipandu oleh peneliti senior PUPAR Unud Prof. I Nyoman Darma Putra itu, Prof Mahardika mengatakan bahwa ada dua jenis DTW, yakni alam terbuka dan tertutup.

Menurutnya, DTW Pantai Pandawa dan Jatiluwih termasuk alam terbuka sehingga sinar matahari dan udara kemungkinan besar bisa menekan pertumbuhan virus Covid-19.

Sementara DTW Monkey Forest harus memberlakukan protokol kesehatan yang lebih ketat, mengingat kera menjadi mediator uji coba vaksin sehingga hewan tersebut rentan jadi vektor penyebaran Covid-19.

Mahardika mengajurkan masing-masing DTW maksimal menerima kunjungan 25 persen dari yang biasanya diterima saat masih normal sebelum pandemi Covid-19.

DTW Monkey Forest, kata Prof. Mahardika, sebelumnya dihubungi sampai 4.000 wisatawan dalam sehari.

Kini Prof Mahardika menyarankan pengelolanya hanya menerima 1.000 oranh saja dengan mengatur kelompok-kelompok kecil wisatawan yang berkunjung.

“Kelompok wisatawan yang bukan dari satu keluarga sebaiknya dipisahkan dan atur jarak mereka masuk areal kunjungan,” sarannya.

Peneliti PUPAR yang getol meneliti medical tourism dr. Ady Wirawan mengatakan, saatnya pengelola DTW berbenah di masa sepi pengunjung dengan cara mengatur kembali pola pengelolaan alur pengunjung.

“Atur kembali alur pengunjung masuk dari mana, keluar kemana. Berapa orang yang paling banyak berada didalamnya,” kata Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unud itu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved