Corona di Bali

BREAKING NEWS: Sembilan Warga Positif Covid-19, Lalulintas di Jalan Meduri Denpasar Dibatasi

Desa Adat Sumerta bersama Kelurahan Sumerta melakukan pembatasan lalilintas masyarakat di Jalan Meduri Denpasar.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Pacalang Desa Adat Sumerta berjaga di pintu masuk persimpangan Jalan Meduri-WR Supratman, Denpasar. Penjagaan dilakukan karena pihak Kelurahan dan Desa Adat Sumerta melakukan pembatasan lalu lintas di Jalan Meduri setelah adanya sembilan warga yang positif Covid-19, Jumat (5/6/2020). 

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali,  baru-baru ini mengonfirmasi tiga dokternya yang terjangkit virus Covid-19.

Terpaparnya tenaga medis tersebut diduga kuat didapat saat mereka melayani pasien di lingkungan rumah sakit.

Dengan kejadian itu, RSUP Sanglah kini membuat kebijakan protokol kesehatan baru dengan memperketat beberapa aturan sebelumnya.

Kebijakan ini disampaikan oleh Dr. dr. I Ketut Surya Negara, Sp.OG(K), MARS. selaku Plt. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah melalui video yang di sebar ke grup media.

Ia mengatakan, ada beberapa kebijakan, pertama RSUP Sanglah akan meningkatkan perlindungan kepada Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dengan cara mengatur jadwal praktek, hal ini sudah mereka koordinasikan dengan dekan FK Unud serta ketua program studi di departemen masing-masing.

"Jadi kita berikan mereka kesempatan untuk beristirahat, jadi mereka berjaga pun tidak boleh setiap hari, itu agar sudah diatur oleh masing-masing prodi di lingkungan departemen Rumah Sakit Sanglah," paparnya.

Kedua, RSUP Sanglah akan melakukan pemeriksaan swab atau screening kepada tenaga medis atau peserta didik di RSUP Sanglah maupun yang ada di Rumah Sakit Udayana.

"Kita akan melakukan pemeriksaan swab atau screening khusus peserta didik kita. Jadi seluruh peserta didik yang ada di Rumah Sakit Sanglah termasuk yang ada di Rumah Sakit Udayana. Kita akan lakukan itu dengan secara berkala sesuai dengan prioritasnya," jelasnya.

Selain itu, RSUP Sanglah juga akan melakukan tes swab atau screening kepada tenaga non-medis.

"Kemudian juga dengan tenaga non medisnya yang ada di rumah sakit, jadi kita akan lakukan untuk pemeriksaan screening apakah ada yang terpapar Covid-19 ini atau tidak. Jadi kita sudah menyusun jadwal merencanakan setiap petugas kita tenaga kesehatan kita akan dilakukan pemeriksaan swab secara berkala," urainya.

Keempat, RSUP Sanglah akan melakukan rapid test bagi pasien yang baru masuk rumah sakit supaya meminimalisir penyebaran.

"Jadi untuk pasien sendiri, itu nanti dalam hal kedepannya adalah kita akan melakukan rapid test. Jadi setiap pasien yang masuk itu harus melakukan screening atau rapid test," jelas dia.

Kelima, RSUP Sanglah memperketat sistem operasi, khususnya operasi elektif.

Bagi pasien yang akan melakukan operasi elektif maka diwajibkan dahulu untuk tes swab, minimal dua hari sebelum operasi berlangsung.

"Intinya pasien-pasien yang akan melakukan operasi elektif itu, sudah melakukan tes swab terlebih dahulu sebelum dia melakukan operasi. Jadi itu kebijakan kita dalam operasi elektif. Kemudian juga untuk penjadwalan operasi tidak sepadat yang dulu, pemakaian ruangan tidak akan seperti sebelumnya, akan kami batasi," ungkap dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved