Kadis DLHK Kota Denpasar Meninggal
Jenazah Wisada Akan Diaben Tanpa Arak-arakan, Keluarga Sudah Berkumpul di Rumah Duka di Jembrana
Sanak keluarga dari Ketut Wisada sudah berkumpul di rumah duka di Jembrana
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Wiryawan mengaku, kakaknya tidak pernah ada pesan khusus apapun sebelum meninggal.
Hanya saja, sejak Oktober 2019 ketika sering cuci darah karena sakit gagal ginjal, Wisada lebih sering pulang ke rumah.
Terutama saat akhir pekan.
Ketika hari biasa, Wisada setiap Selasa dan Jumat selalu rutin cuci darah di rumah sakit.
Wiryawan sejak Senin (1/6/2020) lalu, sudah berada di Denpasar menemani almarhum dan istrinya.
Ia menjaga kakaknya saat dalam perawatan.
Pada Selasa (2/6/2020) sekitar pukul 07.00 Wita, Wisada melakukan cuci darah sekitar empat hingga lima jam.
Setelah cuci darah, almarhum, mengalami gula darah drop.
Kemudian ada tindakan medis untuk penanganan menaikkan gula darah.
Sayangnya, setelah itu malah tidak sadarkan diri.
Selepas itu, sejak Selasa lalu, almarhum sudah dalam keadaan koma.
"Tadi sekitar jam 08.10 apa 08.15 Wita, meninggal di rumah sakit. Jadi koma, ada pendarahan di otak. Jadi informasi tadi sekitar jam 1 lebih 10 menit dibawa dari Denpasar dan sudah perjalanan," jelasnya.
Wiryawan mengaku almarhum belum genap berusia 60 tahun, baru 24 Agustus 2020 mendatang Wisada genap berusia 60 tahun.
Dijelaskan, sesuai arahan banjar, jenazah Wisada akan tetap diaben, namun tidak ada arak-arakan karena di tengah masa pandemi Covid-19.
"Jadi dari rumah dibawa dengan kendaraan ke setra. Prosesi ngaben ada, cuma prosesi yang menimbulkan kerumunan ditiadakan," bebernya.
(*).