Corona di Bali
Persiapan New Normal Pariwisata di Badung : Jemput Wisatawan Sesuai Protokol Kesehatan
Menyongsong new normal ini, Pemkab Badung sudah membentuk tim verifikasi kesiapan pembukaan obyek wisata.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Sebagai daerah yang hidup dari pariwisata, Pemerintah Kabupaten Badung benar-benar mempersiapkan tatanan hidup baru atau new normal pariwisata.
Salah satu skema yang disiapkan adalah menjemput wisatawan yang datang ke Badung sesuai dengan protokol kesehatan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung, I Made Badra, saat menghadiri rapat kerja Komisi II DPRD Kabupaten Badung yang dipimpin Ketua Komisi I Gusti Anom Gumanti, Rabu (10/6/2020).
“Kami akui semua ini memang sulit. Namun kami sudah menyiapkan standar pariwisata yang harus dipenuhi menjelang pelaksanaan new normal ini,” ujar Badra saat rapat di gedung dewan tersebut.
Birokrat asal Kelurahan Kuta, Badung, itu mengatakan kondisi pariwisata Badung sejak Covid-19 mati suri.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Badung mengalami penurunan signifikan.
Bahkan bulan Mei hingga Juni tak ada wisman karena hampir seluruh negara terdampak pandemi.
“Pada bulan Januari sebanyak 540.230, Februari 361.040, Maret 167.442, April 651, sedangkan selanjutnya sampai saat ini tidak ada kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
Dalam rangka persiapan new normal, Dispar Badung telah menyusun surat edaran (SE) kepada pimpinan pelaku pariwisata.
Dalam SE tersebut berisi panduan menuju new normal tourism. “Untuk siap-siap mengantisipasi kebijakan pusat membuka kembali obyek wisata nantinya,” ujarnya.
Menyongsong new normal ini, Pemkab Badung sudah membentuk tim verifikasi kesiapan pembukaan obyek wisata.
Tim tersebut sudah turun ke beberapa obyek wisata.
Seperti ITDC, Pantai Waterblow, Pantai Pandawa, Uluwatu, Kuta, dan Beachwalk.
“Kami sudah bentuk tim untuk melakukan verifikasi kesiapan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW),” bebernya.
Saat pelaksanaan new normal nanti, kata Badra, untuk tamu yang datang akan dijemput dengan protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang dimaksud seperti transportasi dan hotel tempat wisatawan menginap.
“Kalau rombongan, mereka wajib transportasinya 50 persen dari kapasitas kendaraan. Misalnya tempat duduk 50 wisatawan yang dijemput 25 orang. Begitu juga kalo pakai taksi maksimal dua orang,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya tidak menyebut kapan objek wisata di Badung akan dibuka.
Pemkab Badung masih menunggu pembahasan di provinsi.
“Jadi intinya kalau sudah dibuka kita siap untuk menerima wisatawan. Begitu juga hotel harus benar-benar siap seperti menyediakan masker yang setiap 4 jam harus diganti, begitu juga yang lainnya,” katanya.
Sementara Anggota Komisi II DPRD Badung, IGAA Inda Trimafo Yuddha, mengusulkan dalam kesiapan new normal tourism, pemerintah agar melibatkan komponen pariwisata.
“Hingga kini, pemerintah juga belum ada subsidi untuk destinasi wisata, padahal itu merupakan titipan dan milik pemerintah. Destinasi wisata juga harus menyiapkan protokol kesehatan yang jelas tapi jangan terlalu berlebihan,” ujarnya.
Sedang Digodok
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama pemangku kepentingan terkait sampai saat ini sedang menggondok skema yang tepat untuk pariwisata Bali menghadapi new normal.
Skema tersebut melalui pemikiran dari berbagai sudut sehingga ketika pariwisata dibuka maka semua hal dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
“Kami tentunya berharap dengan kedisiplinan kita semua untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 segera berlalu, tapi ketika nanti new normal telah kita terapkan, maka kita sudah membukanya dengan kesiapan yang matang dan tidak menimbulkan resiko yang tinggi," kata Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Hal tersebut Cok Ace jelaskan saat menjadi salah satu narasumber dalam Web Seminar yang dilaksanakan oleh Ekraf Kabupaten Gianyar yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar, pada Rabu (10/6/2020).
Wagub Cok Ace mengatakan, dalam membangun sektor pariwisata di tengah ataupun pascapandemi Covid-19 dibutuhkan suatu kolaborasi yang harmonis antara masyarakat, para pelaku industri kreatif, industri pariwisata, serta pemerintah.
Menurutnya yang akan menang dalam pertarungan dengan Covid-19 ini adalah mereka yang mengedepankan kolaborasi bukan kompetisi.
“Untuk itu saya harap melalui webinar ini kita dapat membangun pengertian dan kolaborasi dalam membangun pariwisata Bali dalam era new normal nanti, sehingga pariwisata Bali dapat tetap tumbuh dan berkembang dengan aman," harapnya.
Wagub Cok Ace juga mengatakan, bahwa pemahaman terkait protokol kesehatan Covid-19 harus dimiliki oleh setiap destinasi wisata yang ada di Bali sehingga diperlukan sosialisasi serta edukasi kepada pihak pengelola destinasi.
Untuk itu, melalui webinar tersebut, Wagub meminta kepada Bupati Gianyar I Putu Agus Mahayastra sosialisasi di wilayahnya agar menjadi tanggung jawab Pemkab Ginyar.
Hal itu dilakukan dengan berkolaborasi dengan Ekraf Gianyar maupun asosiasi pariwisata sehingga informasi secapat diterima oleh para pelaku.
“Ketika dibukanya destinasi wisata nanti, maka ini akan menjadi pertaruhan citra pariwisata Bali kedepannya. Untuk itu mulai sekarang marilah kita bersama-sama serius memikirkan pola dan langkah apa yang harus dilakukan untuk menyediakan pariwisata yang aman dari Covid-19,” tuturnya.
Sementara Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra menyampaikan Kabupaten Gianyar mengalami dampak yang sangat berat karena Covid-19, terlebih mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah sektor pariwisata.
Namun semenjak adanya pandemi Covid-19, Mahayastra menuturkan para pelaku usaha pariwisata melakukan segala upaya untuk bertahan salah satunya adalah mengembangkan industri kreatif.
Oleh karena ini, saat ini muncul tren baru di Kabupaten Gianyar yaitu semakin tinggi jumlah industri kreatif.
Untuk itu Mahayastra berharap kedepannya ketika pariwisata sudah mulai pulih maka industri kreatif tersebut akan menjadi mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat Gianyar.
“Dalam persiapan new normal kami sudah melakukan beberapa hal, salah satunya memberikan sosialisasi kepada para pelaku destinasi wisata terkait mengedepankan protokol kesehatan. Untuk itu, ia berharap dalam era new normal nanti, masyarakat dapat hidup dengan produkti dan aman," pungkasnya. (gus/sui)