Selamat Jalan "Jenderal Leopard": Jejak Langkah Pramono Edhie Wibowo Membangun Alutsista TNI
Sepak terjangnya dalam memodernisasi peralatan TNI AD juga terendus ketika Pramono Edhie mengusulkan untuk pengadaan persenjataan bagi satuan Batalyon
Penulis: Uploader | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Duka mendalam melepas kepergian almarhum Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo yang meninggal dunia karena serangan jantung pada Sabtu (13/6/2020) di Cimacan, Cianjur, Jawa Barat.
Pramono Edhie Wibowo meninggal dunia di usia 65 tahun.
Semasa karirnya di dunia militer, Pramono Edhie menjadi salah satu perwira paling cemerlang di jajaran TNI Angkatan Darat (AD).
Ia pernah menjadi orang nomor satu diinstitusi militer dan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-27.
• Pramono Edhie Wibowo Meninggal Dunia, Begini Ucapan Duka Mendalam AHY
• Jenderal TNI Andika Perkasa akan Pimpin Pemakaman Jenazah Pramono Edhie Wibowo di TMP Kalibata
• Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo Meninggal karena Serangan Jantung, Ini Jejak Karirnya di TNI AD
Sepak terjangnya dalam memodernisasi peralatan TNI AD juga terendus ketika Pramono Edhie mengusulkan untuk pengadaan persenjataan bagi satuan Batalyon Kavaleri Kostrad dengan berbagai Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) canggih.
Kala itu, sang jenderal mengusulkan Kostrad membutuhkan peralatan tempur mumpuni seperti kebutuhan tank utama (heavy tank) bagi satuan Kavaleri Kostrad.
Keperluan ini sudah diproyeksikan untuk memperkuat postur TNI AD dalam menjawab tantangan dan potensi ancaman di masa depan.
Setelah berproses, TNI AD kemudian mendatangkan 150 tank Leopard dari Jerman dengan tipe Leopard Revolution RI yang diupgrade dari basis Leopard 2A4.
Edhie menyebut jika pengadaan Tank Leopard bagi TNI AD merupakan kebutuhan mendesak setelah 25 tahun tanpa ada modernisasi di bidang alutsista.
“Alutsista kita 25 tahun tidak ganti. Saya diberi dana, saya rubah cara pengadaan. Tidak lagi pakai broker tapi langsung antara pengguna dengan pembuat senjata. Tidak melalui orang ketiga,” ucap Edhie yang dikutip Tribun Bali dari Tribunnews pada Maret 2014 lampau.

Jenderal Leopard
Lepas dari silang sengketa pengadaan tank utama kala itu.
Pelan namun pasti, TNI AD kemudian mendatangkan sejumlah Tank Leopard Revolution RI dari Jerman untuk kesatuan Batalyon Kavaleri Kostrad.
Prestasi tersebut tak lepas dari andil seorang Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang menyadari soal kebutuhan bagi para prajurit TNI.
Salah satu koleganya, Ruhut Sitompul pada 2014 lalu bahkan tak segan memanggil Pramono Edhie Wibowo dengan sebutan “Jenderal Leopard”.