Selamat Jalan "Jenderal Leopard": Jejak Langkah Pramono Edhie Wibowo Membangun Alutsista TNI

Sepak terjangnya dalam memodernisasi peralatan TNI AD juga terendus ketika Pramono Edhie mengusulkan untuk pengadaan persenjataan bagi satuan Batalyon

Penulis: Uploader | Editor: Ady Sucipto
Tribunnews.com/Herudin
Letjen Pramono Edhie Wibowo saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (30/6/2011). Letjen Pramono Edhie Wibowo resmi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) baru menggantikan George Toisutta yang memasuki masa pensiun. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Duka mendalam melepas kepergian almarhum Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo yang meninggal dunia karena serangan jantung pada Sabtu (13/6/2020) di Cimacan, Cianjur, Jawa Barat.

Pramono Edhie Wibowo meninggal dunia di usia 65 tahun.

Semasa karirnya di dunia militer, Pramono Edhie menjadi salah satu perwira paling cemerlang di jajaran TNI Angkatan Darat (AD).

Ia pernah menjadi orang nomor satu diinstitusi militer dan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-27.

Pramono Edhie Wibowo Meninggal Dunia, Begini Ucapan Duka Mendalam AHY

Jenderal TNI Andika Perkasa akan Pimpin Pemakaman Jenazah Pramono Edhie Wibowo di TMP Kalibata

Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo Meninggal karena Serangan Jantung, Ini Jejak Karirnya di TNI AD

Sepak terjangnya dalam memodernisasi peralatan TNI AD juga terendus ketika Pramono Edhie mengusulkan untuk pengadaan persenjataan bagi satuan Batalyon Kavaleri Kostrad dengan berbagai Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) canggih.

Kala itu, sang jenderal mengusulkan Kostrad membutuhkan peralatan tempur mumpuni seperti kebutuhan tank utama (heavy tank) bagi satuan Kavaleri Kostrad.

Keperluan ini sudah diproyeksikan untuk memperkuat postur TNI AD dalam menjawab tantangan dan potensi ancaman di masa depan.

Setelah berproses, TNI AD kemudian mendatangkan 150 tank Leopard dari Jerman dengan tipe Leopard Revolution RI yang diupgrade dari basis Leopard 2A4.

Edhie menyebut jika pengadaan Tank Leopard bagi TNI AD merupakan kebutuhan mendesak setelah 25 tahun tanpa ada modernisasi di bidang alutsista.

“Alutsista kita 25 tahun tidak ganti. Saya diberi dana, saya rubah cara pengadaan. Tidak lagi pakai broker tapi langsung antara pengguna dengan pembuat senjata. Tidak melalui orang ketiga,” ucap Edhie yang dikutip Tribun Bali  dari Tribunnews pada Maret 2014 lampau.

Tank Leopard yang baru saja memperkuat TNI AD mengikuti defile saat gladi resik upacara HUT ke-68 TNI di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2013). Upacara HUT TNI pada Sabtu (5/10) akan dihadiri oleh presiden RI.
Tank Leopard yang baru saja memperkuat TNI AD mengikuti defile saat gladi resik upacara HUT ke-68 TNI di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2013). Upacara HUT TNI pada Sabtu (5/10) akan dihadiri oleh presiden RI. (Warta Kota/alex suban)

Jenderal Leopard

Lepas dari silang sengketa pengadaan tank utama kala itu.

Pelan namun pasti, TNI AD kemudian mendatangkan sejumlah Tank Leopard Revolution RI dari Jerman untuk kesatuan Batalyon Kavaleri Kostrad.

Prestasi tersebut tak lepas dari andil seorang Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang menyadari soal kebutuhan bagi para prajurit TNI.

Salah satu koleganya, Ruhut Sitompul pada 2014 lalu bahkan tak segan memanggil Pramono Edhie Wibowo dengan sebutan “Jenderal Leopard”.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved