Corona di Bali
Hasil Swab Keluar Setelah Putu AS Meninggal, Dewa Indra Berharap Warga Bali Taati Protokol Kesehatan
Seorang warga asal Banjar Jro Agung Klod, Desa Gelgel, Klungkung, I Putu AS (50), harus dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Setra Bugbugan, Gelgel
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Seorang warga asal Banjar Jro Agung Klod, Desa Gelgel, Klungkung, I Putu AS (50), harus dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Setra Bugbugan, Gelgel, Minggu (21/6/2020).
Pria itu meninggal dunia karena mengalami sakit kronis gangguan fungsi ginjal, Rabu (17/6) lalu.
Namun sebelum meninggal, Putu AS sempat menjalani tes swab dan hasilnya juga terinfeksi positif Covid-19.
Ketua Satgas Covid-19 Desa Adat Gelgel, Gede Eka Sumaya Putra, Minggu (21/6) menjelaskan, Putu AS meninggal dunia Rabu lalu di RS Wangaya, Denpasar.
Sebelum meninggal, warga yang kesehariannya sebagai pedagang di salah satu pasar di Denpasar itu sudah mengalami sakit kronis gangguan ginjal dan harus menjalani cuci darah rutin dua kali selama seminggu.
"Putu AS ini sempat pulang ke Desa Gelgel karena ibunya meninggal dunia. Setelah itu kondisinya drop di rumahnya di Denpasar sehingga harus dilarikan ke RS Wangaya," ujar Eka Sumaya Putra.
• Pendaftaran Bikin SIM Gratis 1 Juli 2020 Sudah Dibuka, Simak Syarat dan Caranya
• Tamu Lokal Bali Serbu Kintamani Bali, Polres Bangli Turunkan Ratusan Pesonel Pantau Keramaian
• Pria Misterius Tiba-tiba Sabetkan Celurit ke Wakapolres Karanganyar, Ditangkis Gunakan Tongkat Ini
Karena kondisinya drop, Putu AS pun harus segera menjalani cuci darah.
Namun sesuai protokol saat ini, sebelum menjalani cuci darah Putu AS yang kondisinya sudah drop harus menjalani tes swab terlebih dahulu.
"Namun belum keluar hasil swab-nya, Putu AS sudah meninggal dunia. Hasil swab baru keluar sehari berikutnya, dan hasilnya juga positif Covid-19," jelasnya.
Karena mempertimbangan hari baik sesuai kepercayaan masyarakat Bali, penguburan jenazah Putu AS baru dilakukan pada Minggu (21/6).
Sebelum diputuskan untuk dikubur, pihak keluarga sempat berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Gelgel agar diizinkan dilakukan kremasi terhadap jenazah Putu AS.
Hanya saja tidak ada krematorium yang mau menerima kremasi tersebut.
"Kami sebenarnya tidak ada melarang untuk kremasi, kami menyarankan pihak keluarga untuk menghubungi tempat krematorium. Ternyata pihak krematorium tidak ada bisa menerima sehingga batal dikremasi. Pihak keluarga lalu legowo jenazah Putu AS dikubur," ungkapnya.
Proses pemakaman warga tersebut dilakukan secara protokol Covid-19 sekitar pukul 11.30 Wita.
Proses penguburan dilakukan tim gabungan yang terdiri dari anggota Polri, TNI, dan petugas kesehatan serta Satgas Desa Gelgel dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Selain dihadiri keluarga, proses pemakaman juga dihadiri prajuru adat Desa Gelgel. Situasi di rumah duka juga sepi dari warga karena sudah diimbau untuk minim pelayat.
"Proses pemakaman berlangsung lancar. Setelah pemakaman kami dari Satgas lakukan dekontaminasi di sekitar setra untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan," jelasnya.
Pasca pemakaman Putu AS, tujuh anggota keluarga akan menjalani karantina mandiri. Sebelum dikarantina, mereka juga dilakukan tes swab karena sebelumnya sempat kontak erat dengan Putu AS.
"Kami masih akan lakukan tracking (penelusuran) siapa saja yang sempat kontak dengan Putu AS.
Sementara ada dua KK, sekitar 7 orang yang akan ikut rapid test dan sarankan karantina mandiri," terang Eka Sumaya.
Terkait kebutuhan logistik kepada warga yang sedang menjalani isolasi mandiri ini, nanti Satgas akan mendirikan posko di sekitar lokasi karantina dan siap siaga memenuhi kebutuhan warga yang isolasi mandiri.
Tambahan 2 Meninggal
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Minggu (21/6) mengumumkan ada dua orang tambahan pasien positif Covid-19 yang meninggal.
"Bertambah dua orang positif Covid meninggal. Kini ada 9 orang, terdiri dari 7 WNI dan 2 WNA," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra,
dalam siaran pers di Denpasar.
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan pasien meninggal berasal dari Klungkung dan Denpasar. "Dari Klungkung dan dari Denpasar," singkatnya.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, membenarkan ada pasien dari Denpasar, serta seorang warga asal Klungkung yang berdomisili di Denpasar, meninggal dunia.
Ia mengatakan pasien yang berasal dari Klungkung yakni seorang laki-laki umur 50 tahun (I Putu AS, red). Korban berdomisili di Desa Dauh Puri Kangin, dan merupakan tukang panggul barang di Banjar Titih. Yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, dan ginjal. Korban dikubur di Klungkung yang merupakan daerah asalnya.
Sementara pasien meninggal kedua yakni seorang perempuan umur 46 tahun dari Kelurahan Dangin Puri. Seorang perempuan (46) yang masuk rumah sakit pada 8 Juni 2020 karena mengidap penyakit bawaan ginjal kronis.
Perempuan ini merupakan pegawai RSUD Wangaya bagian pemeliharaan sarana dan prasarana. Ia meninggal Sabtu (20/6) pukul 20.00 Wita di RSUP Sanglah.
Sementara jumlah pasien positif Covid-19 di Bali kemarin bertambah 37 orang. Tambahan kasus positif terbesar kembali terjadi di Denpasar sebanyak 13 orang. Secara kumulatif pasien positif menjadi 1.050 kasus.
Adapun pasien sembuh juga bertambah 17 orang. Secara akumulatif pasien Covid-19 yang sembuh tercatat 603 orang.
Dewa Indra berharap masyarakat Bali menaati segala perosedur standar protokol kesehatan agar jumlah pasien positif Covid dapat diminimalisir.
"Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kami minta semua elemen masyarakat membantu dan bekerjasama," paparnya.
Kasus positif kebanyakan disebabkan oleh transmisi lokal, ia pun menyebut masyarakat perlu bersinergi membantu petugas survailans Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tracing contact untuk menemukan siapapun yg pernah kontak dekat dengan orang yang positif Covid-19.
"Dengan begitu maka kita bisa menangani lebih awal orang-orang yang berisiko terinfeksi Covid-19 guna mencegah penyebaran berikutnya kepada orang lain," jelasnya.
Isolasi Gang
Di sisi lain, Desa Padangsambian Kelod melakukan isolasi gang tempat tinggal pasien Covid-19 yang meninggal, yakni pedagang canang di Pasar Kumbasari, pada Sabtu (20/6). Walaupun diisolasi, namun warga yang berada di areal gang masih bisa beraktivitas.
"Kami tidak melakukan lockdown, hanya isolasi saja. Gangnya besar dan tembus. Warga masih bisa beraktivitas karena rumah satu warga dengan warga lainnya tidak mepet-mepet," kata Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra, Minggu (21/6) siang.
Selain melakukan isolasi gang, direncanakan semua penghuni gang akan mengikuti rapid test massal. Rapid test ini rencananya akan dilaksanakan pada Rabu (24/6) mendatang.
"Kami rencanakan rapid test masal untuk 211 warga penghuni gang. Ini semua penghuni gang tersebut dirapid," kata Wijaya.
Untuk pengawasan, pihaknya mengaku melaksanakan sesuai dengan apa yang ada di Perwali Nomor 32 tahun 2020 tentang pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). (mit/mfs/sup)