Corona di Bali

Update Covid-19: 503 Orang Masih dalam Perawatan di Bali - Kasus Positif di Jawa Timur Meningkat

Per Rabu (24/6/2020), sebanyak 503 orang pasien positif Covid-19 (kasus aktif) masih dalam perawatan di Bali.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Sebanyak 43 pedagang ikan di pelataran Pasar Kumbasari dan tukang suwun di Pasar Gunung Agung, Denpasar mengikuti tes swab, Minggu (7/6/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 503 orang pasien positif Covid-19 (kasus aktif) masih dalam perawatan di Bali.

Mereka dirawat di 11 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah dan BPK Pering.

Per Rabu (24/6/2020) kemarin, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mengumumkan tambahan paisen Covid-19 yang sembuh sebanyak 7 orang.

Sehingga, jumlah pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh sudah mencapai 646 orang.

Jika dipersentasekan, sebesar 55,79 persen dari seluruh pasien positif Covid-19 di Bali sudah dinyatakan sembuh.

Sedangkan jumlah pasien yang meninggal terkait Covid-19 di Bali tidak ada penambahan, sehingga jumlahnya tetap sebanyak 9 orang.

Angka kematian terkait Covid-19 di Bali dengan demikian hanya 0,78 persen dari seluruh kasus positif.

Namun demikian, Gugus Tugas Provinsi Bali juga masih mencatat adanya penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Pulau Dewata.

Kemarin, ada penambahan sebanyak 42 orang yang terdiri dari 4 orang imported case Indonesia dan 38 orang transmisi lokal.

Dengan demikian, jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di Bali sudah mencapaui 1.158 orang.

Dari seluruh kasus tersebut, sebesar 69,86 persen merupakan kasus positif melalui transmisi lokal.

"Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara komulatif sejumlah 809 orang," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali.

"Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini," imbuhnya.

Sementara itu, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-29 di Kota Denpasar sudah hampir mendekati angka 400 kasus.

Berdasarkan data per Rabu (24/6/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Denpasar telah mencapai 398 kasus.

Jumlah tersebut menjadikan Denpasar tetap sebagai wilayah dengan sebaran kasus positif Covid-19 tertinggi di Bali.

Disusul Kabupaten Badung (156 kasus), Bangli (131 kasus), Buleleng (124 kasus), Klungkung (90 kasus), Gianyar (85 kasus), Tabanan (57 kasus), Karangasem (52 kasus), dan Jembrana (31 kasus).

Diberitakan sebelumnya, Pemkot Denpasar terus melakukan testing baik rapid test maupun swab test untuk mengetahui kasus Covid-19.

Dan untuk biaya rapid test maupun swab test, Pemkot Denpasar telah menghabiskan dana sebesar Rp 745 juta.
Adapun dana tersebut berasal dari APBD Kota Denpasar tahun 2020.

Jubir GTPP Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat ditemui di ruangannya, Rabu (24/6/2020) mengatakan untuk pelaksanaan swab maupun rapid ini tak hanya menggunakan anggaran dari APBD Kota Denpasar.

Namun ada pula bantuan dari Provinsi Bali maupun pusat.

Sampai saat ini jumlah rapid test yang telah dilakukan yakni 11.572. Sedangkan untuk tes swab telah dilakukan kepada 1.547 warga.

"Semua pelaksanaan swab maupun rapid ini dananya tak hanya dari APBD Denpasar saja, namun ada juga bantuan dari Provinsi Bali dan juga pusat," kata Dewa Rai.

Ia mengatakan rapid test maupun swab ini dilakukan kepada masyarakat yang dicurigai pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 atau di lingkungannya ada positif Covid-19.

Pelaksanaan rapid dan swab ini menurutnya dilakukan secara selektif.

"Siapa-siapa saja yang dirapid dan swab juga sudah terukur. Yang diswab yakni yang kontak erat atau satu kelauarga dengan pasien. Sedangkan yang dirapid berada di satu lingkungan atau satu banjar," katanya.

Dengan dilaksanakannya rapid maupun swab ini diharapkan bisa memberikan gambaran kondisi kasus Covid-19 di lapangan.

"Tes ini akan terus dilakukan lebih masif dan gencar untuk memperluas cakupan testing kepada masyarakat yang sempat kontak dengan pasien yang positif. Sehingga dengan testing masif ini lebih cepat diketahui status orang tersebut dan kami tahu tindakan lebih lanjut yang dilaksanakan apakah isolasi, karantina atau perawatan," paparnya.

Jawa Timur Tambah Kasus Terbanyak
Secara nasional, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.

Rabu (24/6/2020) kemarin, penambahan tertinggi kasus positif Covid-19 terjadi di Jawa Timur dengan 183 kasus, disusul DKI Jakarta 157, Sulawesi Selatan 132, Maluku Utara 95 dan Kalimantan Selatan 90 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, kasus konfirmasi positif per Rabu kemarin mengalami penambahan sebanyak 1.113 orang.

Sehingga, total kasus positif Covid-19 per Rabu (24/6/2020) telah mencapai 49.009 orang.

Sedangkan total kasus sembuh di Indonesia sudah mencapai 19.658 orang setelah ada penambahan sebanyak 417 orang.

Berikutnya, kasus meninggal bertambah 38 orang, sehingga total menjadi 2.573 orang.

Adapun kabupaten dan kota terdampak sebanyak 443 wilayah yang tersebar di 34 provinsi.

“Kami masih melakukan pemantauan terhadap ODP (orang dalam pemantauan) sebanyak 36.648 orang dan pengawasan terhadap PDP (pasien dalam pengawasan) sebanyak 13.069 orang,” ujarnya.

Kemarin, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo memberikan arahan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jawa Timur agar lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang kemudian menjadi pemicu tingginya angka kasus Covid-19 di wilayah timur Pulau Jawa.

Hal itu mengingat bangka penambahan kasus Covid-19 di Jawa Timur sudah semakin tinggi dan menyusul wilayah DKI Jakarta.

Bahkan angka kematian di Jawa Timur tertinggi dibanding wilayah lain di Indonesia.

“Perlu dilakukan kajian. Penyebab utamanya apa,” kata Doni memberikan sambutan dalam kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/6/2020).

Doni meminta Pemprov Jawa Timur agar segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran Covid-19 melalui beberapa pendekatan masyarakat, salah satunya melalui pendekatan yang dimulai dari peran para anggota keluarga.

Selain itu, kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah Covid-19 menurutnya juga harus ditingkatkan.

Sehingga diharapkan tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

“Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru,” jelas Doni.

Ia mengingatkan setiap orang agar selalu menaati protokol kesehatan.

Dengan melakukan upaya pencegahan tersebut, baik diri sendiri maupun orang lain juga akan terlindungi dari risiko penyebaran virus corona.

"Upaya pencegahan adalah bagian dari ibadah. Kalau kita bisa melindungi diri sendiri, berarti kita bisa melindungi orang lain,” jelas Doni.

Menurut data yang diterima Gugus Tugas Nasional, per Rabu kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur sudha mencapai 10.298 kasus.

Kemudian untuk pasien sembuh sebanyak 2.995 orang. Sedangkan kasus meninggal dilaporkan menjadi 750 setelah ada penambahan sebanyak 9 orang pada Rabu kemarin. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved