Jenis Depresi dan Gejalanya, Penderita Psikotik Selalu Merasa Diawasi
Depresi merupakan hal serius dan memerlukan pengobatan khusus. Depresi yang tak segera ditangani bisa membuat penderitanya kesulitan beraktivitas
TRIBUN-BALI.COM - Merasa sedih merupakan hal yang wajar.
Apalagi jika hal itu terjadi hanya sesekali.
Namun, jika kesedihan yang kita rasakan telah mempengaruhi fungsi sehari-hari, kita harus mewaspadainya.
Kesedihan berlarut-larut hingga mempengaruhi fungsi sehari-hari bisa menjadi indikasi adanya depresi.
Depresi merupakan hal serius dan memerlukan pengobatan khusus.
Depresi yang tak segera ditangani bisa membuat penderitanya kesulitan beraktivitas hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Ternyata, depresi juga memiliki berbagai jenis dengan gejala yang berbeda. Berikut jenis-jenis depresi tersebut:
• 5 Gejala Depresi yang Harus Diwaspadai Selama Pandemi
• Kesedihan Berbeda dengan Depresi, Berbagai Hal tentang Rasa Sedih yang Harus Dipahami
• Ramalan Zodiak Keuangan 27 Juni 2020, Virgo Berada di Bawah Banyak Tekanan, Bagaimana Zodiakmu?
1. Depresi mayor
Penderita depresi mayor biasanya mengalami suasana hati yang rendah dan kehilangan minat serta kesenangan pada kegiatan yang biasa dilakukannya.
Gejala-gejala tersebut bisa terjadi dialami hampir setiap hari dan berlangsung setidaknya selama dua minggu.
Tentunya, hal ini bisa menganggu fungsi sehari-hari, termasuk pekerjaan dan hubungan sosial.
2. Melankolia
Jenis depresi inu tergolong parah dan menimbulkan gejala fisik.
Penderita melankolia biasanya bergerak lebih lambat dan cenderung memiliki suasana hati yang tertekan.
Selain itu, penderita melankolia juga kerap mengalami kehilangan kesenangan dalam segala hal di aspek kehidupannya.
• Ramalan Zodiak Cinta 27 Juni 2020, Romansa Baru Membuat Pisces Ceria, Libra Berhati-hatilah
• Wanita Ini Dipukuli Karena Temui Selingkuhan Suami
• Beauty Vlogger Tasya Farasya Melahirkan Anak Pertama
3. Depresi psikotik
Depresi psikotik mengakibatkan penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan dan mengalami psikosis.
Penderita juga kerap mengalami halusinasi atau delusi, seperti percaya bahwa mereka sedang diawasi atau diikuti.
Penderita depresi psikotik juga kerap mengalami paranoid dan merasa seolah-olah semua orang menentang mereka.
Depresi jenis ini juga bisa membuat penderitanya percaya bahwa mereka adalah penyebab penyakit atau peristiwa buruk yang terjadi di sekitar mereka.
4. Depresi antenatal dan postnatal
Wanita berisiko lebih tinggi mengalami depresi selama kehamilan yang dijenak dengan periode depresi atenatal atau prenatal.
Usai persalinan, wanita juga rentan mengalami depresi postnatal, khususnya pada tahun pertama setelah kelahiran bayi.
Penyebab depresi ini sangat kompleks dan seringkali merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor.
• Baterai Tahan 9 Jam untuk Game,Ini Spesifikasi Duo Laptop Gaming Lenovo dan Harga Mulai Rp 13 Jutaan
5. Depresi Persisten
Depresi persisten biasanya terjadi selama dua tahun atau lebih.
Penderita depresi persisten biasanya mengalami hal berikut:
selera makan berubah
tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
kurang energi atau kelelahan
tingkat percaya diri yang rendah
kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan
merasa putus asa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Disepelekan, Berikut 5 Jenis Depresi dan Gejalanya"
